Disamping Putra Zulfirman, yang acap menjadi fasilitator sejumlah pertemuan alumni dimaksud.Â
Pertemuan itu, tak hanya sejawat putih abu-abu. Alumni seragam merah-putih dan biru putih turut serta meramaikan helatan dadakan itu.
Tiba di lokasi pertemuan, sumbringah jelas tampak di wajah setiap peserta reuni dadakan ini. Diantara mereka, sudah menjadi ibu dan bapak dari anak-anaknya.
Hanya, Syamsurah Mega, Almuhajid dan Muhammad Nizar yang betah melajang, meski desakan untuk segera berumah tangga acap terlontar kepada ketiganya.
Santap siang, menjadi jamuan awal pertemuan itu. Diselinggi canda tawa seadanya, seraya melepas selubung rindu yang kian membuncah.
"Mana yang lain, Poniren, Zahara, Vivi, Doni, Mahzar," tanya Devi kepada Cut Kemala Sari sang inisiator pertemuan itu.
"Mereka berhalangan. Termasuk Raudah, Ainul Mardiah, Nurleli dan lainnya," jawab Cut sedikit murung karna usahanya mempertemukan sejumlah rekannya belum sukses.
Selepas santap siang, sebuah ruangan karoke dibuka. Silih berganti peserta reuni dadakan itu, sumbang suara emasnya. Kecuali Syamsurah Mega dan Syahrul Ramadhan yang suaranya memang 'sumbang'.
Puas berkaroke ria. Waktu tersisa dimanfaat para remaja beken di era 96-2000 an itu untuk menikmati objek wisata Mangrove Forest Park, yang terletak di Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat.
Bagi Syamsurah Mega dan Almuhajid, objek wisata ini terbilang baru baginya. Maklum, keduanya sudah sembilan tahun mengadu nasib di negeri jiran dan baru beberapa hari tiba kembali ke 'nanggroe indatu'.