Muhammad Rival. Begitu nama balita berkelamin laki-laki, buah kasih pasangan muda, Jani Khaidir (23) dan Jelita (19). Warga Desa Alue Merbau Kecamatan Langsa Timur, Kota Langsa, Aceh.
Rivan, tidak tumbuh seperti layaknya balita seusianya. Kesehariannya hanya tergolek lunglai. Kepalanya membesar. Eragan kesakitan acap terdengar dari bibir mungilnya.
Dari penuturan Jelita--ibundanya--Rival didiagnosis dokter menderita Hidrosefalus. Penyakit ini mendera sejak usia Rivan baru dua bulan.
Sebagai pasangan muda. Jelita dan suami terus berupaya untuk kesembuhan buah hatinya. Namun apa nyana. Faktor ekonomi membuat pasutri muda itu berserah diri pada Sang Khaliq.
Jani Khaidir yang kesehariannya bekerja serabutan. Hanya mampu mencukupi kebutuhan dapur semata. Untuk berobat buah kasihnya, Jani dan Jelita mengandalkan program kesehatan unggulan milik pemerintah. Seperti kartu 'sakti'BPJS Kesehatan golongan pra sejahtera--bila tak boleh disebut miskin--sesuai edaran Kemenkes RI.
Mata Jelita menganak sungai, suaranya parau. Ketika berbincang dengan perwakilan Komunitas Baluem Syedara--komunitas yang diinisiasi kaum muda  Kota Langsa, peduli atas penderitaan sesama--beberapa waktu lalu.
"Baru tahu menderita Hidrosefalus saat usia dua bulan. Kepalanya besar tidak seperti anak seusianya," ujar Jelita terbata kepada Koordinator Baleum Syedara, Agus Setiawan, Minggu 1 Sepetember 2019.
Diakui Jelita, selama ini dirinya beserta suami mengandalkan uluran tangan para dermawan. Guna membantu meringankan beban atas sakit yang didera anak terkasihnya.
Pihak Rumah Sakit di Kota Langsa, terang Jelita, menganjurkan anaknya di rujuk ke Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) di Banda Aceh. Atau berjarak tujuh jam perjalanan darat berkendara roda empat, dari kampung tempat tinggalnya.
Untuk ke Banda Aceh. Jelita mengaku tak memiliki biaya. Selain transportasi, biaya hidup selama di rumah sakit ibu kota provinsi itu, membuatnya pusing tujuh keliling.
Hal inilah yang selama ini kerap menganggu pikirannya. Meski sedang berbincang dengan relawan Baleum Syedara. Jelita tampak sesekali memandang hampa. Tatapannya kosong.Â
Koordinator Baleum Syedara, Agus Setiawan mencoba menenangkan Jelita yang didampingi ibunya. Menurut Agus, pihaknya akan berusaha semampu agar Muhammad Rivan bisa bertolak ke Banda Aceh sesuai rujukan RS Cut Nyak Dhien Langsa.
Usaha Baleum Syedara berbuah manis. Sore tadi, didapat kabar bahwa Muhamamd Rivan dan keluarga sudah bertolak ke Banda Aceh. Tentu RSUZA menjadi tujuan utamanya.
Semoga Muhammad Rival segera bisa ditangani secara medis. Sehingga kembali menjalani kehidupan normal, layaknya anak bangsa lainnya. Elegi Balita Hidrosefalus adalah bagian kecil dari kidung pilu jelata, ditengah gemerlapnya program jaminan kesehatan milik Negara.
Di Indonesia berdasarkan data statistik, terdapat 1500 kasus Hidrosefalus pertahunnya. Merujuk situs Alodokter.com. Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan pada rongga otak. Sehingga meningkatkan tekana otak.Â
Pada bayi dan anak-anak, Hidrosefalus menyebabkan ukuran kepala membesar. Sedangan pada orang dewasa, kondisi ini mengakibatkan sakit kepala hebat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H