Mohon tunggu...
Putra Zulfirman
Putra Zulfirman Mohon Tunggu... Jurnalis - Informatif & Edukatif

Kerja Ikhlas, keras dan cerdas

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rayuan Pulau Aceh dan Peluang Investasi

27 Agustus 2019   02:46 Diperbarui: 27 Agustus 2019   03:09 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KMP Papuyu armada penyeberangan ke pulau Nasi. (Foto: Facebook/Muhammad Taufik Abda)

Pulau Aceh. Begitu nama salah satu kecamatan terluar dari Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Wilayah ini merupakan pusat administrasi tingkat III, dibagian paling barat Indonesia.

Kecamatan Pulau Aceh, terdapat sejumlah pulau kecil lainnya. Namun, hanya dua pulau yang berpenghuni. Yakni, pulau nasi dan pulau Breueh.

Akses menuju kedua pulau itu, hanya lewat jalur laut. Terdapat dua jalur atau lokasi penyeberangan berbeda dari Banda Aceh. Jika hendak ke pulau nasi. Kita akan menumpang KMP Papuyu. Kapal penyeberangan berjenis Roro (Roll on-Roll off), dari pelabuhan Ulee Lheue menuju dermaga Lamteng, pulau nasi.

Kemudian, tujuan pulau Breueh dari Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Lampulo. Sejumlah kapal nelayan siap menghantar kita menuju pulau itu.

Di pulau nasi terdapat beberapa destinasi wisata yang dapat dikunjungi. Seperti; pantai Nipah, pantai Dadeup, pantai Ujong Lhok Reudep, pantai Ujong Batee Gla di Desa Alue Riyeung. Serta adapula pantai Ujong Kareng Teungoh di Desa Pasi Janeng, sebagai lokasi menikmati tenggelamnya matahari (Sunset). 

Kapal nelayan di kawasan Pulau Aceh. (Foto: Facebook/Muhammad Taufik Abda)
Kapal nelayan di kawasan Pulau Aceh. (Foto: Facebook/Muhammad Taufik Abda)

Pesona alamnya, membuat kita takjub dan tak ingin cepat pergi meninggalkan gugusan pulau-pulau di sana. Tak ayal, sejumlah wisatawan menyebutnya 'Raja Ampat Aceh'.

Sebagai daerah kepulauan. Mata pencaharian utama penduduknya adalah nelayan. Berbagai jenis hasil laut, seperti cumi-cumi, gurita, ikan tongkol, tuna dan lobster acap menjadi komoditas perdagangan. Baik skala lokal, nasional dan internasional. Selain hasil laut, warga setempat juga bercocok tanam produk pertanian dan perkebunan.

Kiranya, daerah kepulauan itu begitu merayu kita. Potensi alamnya luar biasa. Sehingga, dibutuhkan kerjasama para pihak untuk mendukung pengembangan kawasan itu. Iklim investasi masih belum begitu bergeliat di sana.

Plt Kepala BPKS, Ir. Razuardi (Foto: Istimewa)
Plt Kepala BPKS, Ir. Razuardi (Foto: Istimewa)

Karenanya, Plt Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Ir Razuardi. Menyampaikan kepada khalayak lewat akun sosial media facebook miliknya. Razuardi Essek.

Ia memposting ajakan untuk berinvestasi di Pulau Aceh. "Mari Berinventasi ke Pulau Aceh" tulisnya dalam laman facebook.

Dia juga merincikan pendapatan rata-rata masyarakat di sana. Lewat sebuah laporan hasil pengamatan lapangan yang dilakukan Muhammad Taufik Abda. Seorang tenaga asistensi BPKS.

Disebutkan Razuardi, laporan Muhammad Taufik Abda, Minggu lalu. Terkait evaluasi hasil kuantitas tangkapan gurita di Pulau Aceh. Tujuannya untuk  tentang  peningkatan ekonomi masyarakat. Terhadap salah satu produk kelauatan di sana.

Dengan pendekatan perhitungan jumlah hasil tangkapan terendah rata-rata, tulis Razuardi. Diperoleh data sebesar 3.000 Kg (3 ton) perhari. Sedangkan hari kerja (melaut) selama 26 hari sebulan (tidak termasuk hari Jum'at).

Gurita Pulau Aceh. (Foto: Facebook/Muhammad Taufik Abda)
Gurita Pulau Aceh. (Foto: Facebook/Muhammad Taufik Abda)

Dengan demikian, jumlah produksi gurita perbulannya adalah: 3.000 kg x 26 hari = 78.000 kg. Harga jual normal ditingkat masyarakat (lokal)  Rp 50.000,-/kg.

Maka secara sederhana dapat diperkirakan pendapatan masyarakat/nelayan sebesar : 78.000 x Rp. 50.000,- = Rp. 3.900.000.000,-.

Dari asumsi sederhana itu, Razuardi sebenarnya sedang mengajak pihak investor melihat peluang di sana. Ini ibarat rayuan Pulau Aceh yang begitu membuai.

Sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPKS. Ia tentu berjuang agar pengusahaan kawasan Sabang--termasuk Pulau Aceh--dapat terintegrasi dengan baik. Begitu pula dengan program kerja sejumlah instansi terkait lainnya.

Lantas, bagaimana kelanjutan rayuan Pulau Aceh, yang memesona itu. Mari kita support kerja keras para pemangku kepentingan di Aceh. Termasuk BPKS Sabang. Bravo!. (Putra Zulfirman)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun