Kemarin kau datang dengan tawa
kemarin ada yang tersenyum dengan manisnya
kau hampiri aku saat aku merindu
kau buat aku terbang dengan kata rayuanmu
telah tiba hari untuk berhenti
dari segala gelak canda tawa
telah datang masanya untuk berfikir
masih adakah harapan yang telah terpendam
digilas sang mentari yang tak pernah kasihan
jangan kau salahkan dia
karena dia memang pilihanmu
karena dia adalah tujuanmu
dan dia yang selama ini menemanimu
bukalah hati dan mata jiwa
ketika kerikil tajam bergerak menghantam langkahmu
ketika angin kencang goyahkan pijakanmu
agar semua dapat kau genggam dalam telapak kasihmu
besok aku akan datang
mengisi asamu yang urung terpenuhi
datangnya aku tak akan kau tahu
hanya hati dan jiwa yang menyapa
"TUK DIAJENG DI MADIUN"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H