Mohon tunggu...
Dwi Santosa
Dwi Santosa Mohon Tunggu... -

25 years old\r\nYoung Enterpreuner\r\n Alumnus of Universitas Pelita Harapan\r\npoenja_doehwie@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebahagiaan

23 Oktober 2010   08:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:11 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada zaman modern, banyak orang bekerja keras untuk mencari uang. Sebenarnya uang itu sendiri bukanlah tujuan akhir yang ingin dicapai. Namun uang ialah media yang dianggap bisa mendatangkan kebahagiaan. Memang, kenyataannya uang bisa digunakan untuk membeli barang atau jasa yang membuat taraf kehidupan manusia lebih tinggi. Akan tetapi, sebagian orang percaya uang tidak akan bisa memberikan mereka kebahagian yang sejati.

Banyak juga manusia yang melakukan pendekatan lain guna mencapai kebahagian yang dicarinya itu. Ada yang mendalami pengetahuan atau keahlian tertentu untuk mendapatkan kepuasan diri. Bahkan, perbuatan-perbuatan negatif seperti free-sex, penggunaan Narkoba, dan mabuk-mabukan pun adalah usaha untuk meraih kebahagiaan dengan cara yang lain. Tentunya kita harus kritis terhadap setiap cara yang dianggap bisa mendatangkan kebahagiaan bagi umat manusia. Bisa saja hal-hal tersebut itu hanya malah akan menjauhkan kita dari kebahagiaan.

Ada pula cara alternatif yang diyakini sebagian orang dapat mencapai kebahagiaan, yaitu dengan bersikap cuek terhadap pergolakkan yang terjadi di dunia. Orang-orang seperti ini terkadang menyangkal bahwa ia mengejar kebahagiaan dan hidup mengalir saja. Tapi jika mau jujur, mereka pun ingin bahagia lewat cara mereka yang acuh tidak acuh itu.

Dengan melihat usaha-usaha manusia yang telah disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan yang dicari manusia dalam hidupnya adalah kebahagiaan. Tapi nyatanya ada segelintir orang yang rela hidup menderita demi kebahagiaan orang lain. Berarti, pilihan tujuan hidup manusia ada dua: yang pertama, kebahagiaan diri sendiri, dan yang kedua kebahagiaan orang lain.

Mengusahakan kebahagiaan orang lain adalah definisi dari mengasihi/mencintai. Orang yang tujuan hidupnya seperti ini bahkan rela mati (mengakhiri hidup) demi kebahagiaan hidup orang lain. Logikanya, setelah tujuan hidup ditemukan, lalu mengakhiri hidup pun demi mencapai tujuan itu pasti dilakoni.

Apakah tujuan hidup Anda? Kebahagiaan diri sendiri atau kebahagiaan orang lain?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun