Mohon tunggu...
Poempida Hidayatulloh
Poempida Hidayatulloh Mohon Tunggu... -

Environmentalis, Pengusaha, Politisi dan Peneliti.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“Race”: antara Balap dan Ras, atau “Balapan Ras”?

8 Oktober 2010   12:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:36 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam bahasa Inggris, kata “Race” dapat bermakna ras. Selanjutnya, “Racism” berarti Rasialisme dalam bahasa Indonesia. Namun “Race” yang kita sangat kenal bermakna balap atau balapan.
Apakah memang ada faktor kebetulan dengan sinonim makna kata “Race” ini?
Yang dimaksud dengan faktor kebetulan ini adalah berbasis pada kenyataan bahwa adanya “balapan” ataupun persaingan antar ras yang tak kunjung henti.
Motif persaingan antar ras ini tidak jauh dari keangkuhan untuk menunjukan superioritas ras tertentu.
Dimulai dengan istilah perbudakan, kolonialisme, chauvinisme, “ethnic cleansing”, sampai pada “genocide”, adalah fakta-fakta ekstrim yang menunjukan persaingan antar ras.
Dalam konteks yang lebih non-ekstrim, persaingan antar ras dapat termanifestasi dalam bentuk kelompok, golongan, faksi, kolusi, nepotisme hingga pada “stereotyping”.

Di dalam ajaran Islam, memang sangat dianjurkan berlomba (balapan), tentunya berlomba dalam kebaikan. Namun jika terjadi suatu proses yang tidak adil, penzoliman, dan penindasan pada pihak tertentu maka “balapan ras” dapat menjadi sesuatu malapetaka.

Penjajahan, Perang dunia 1, Perang dunia 2, Perang dingin, dan lainnya yang serupa bukan hanya merupakan suatu pertempuran ideologi tetapi juga merupakan basis “balapan ras” yang membawa malapetaka kemanusiaan.

Pertanyaan yang paling mendasar sekarang adalah, apakah penting balapan ras ini? Jawabnya ya sangat penting. Selama balapan atau lomba ini menuju kebaikan maka jangan berhenti berlomba. Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam ras dan suku sudah sadar akan kebersatuan dalam keragaman. Ini adalah suatu kekuatan Bangsa Indonesia untuk berlomba dalam konteks yang positif. Satu hal yang perlu dicapai Indonesia adalah suatu kedaulatan riil yang diakui oleh ras atau bangsa lain. Kedaulatan di segala bidang, bukan hanya sekedar diakui keberadaannya. Hal ini hanya dapat diraih dengan semangat dan visi perjuangan yang satu tidak terpecah-pecah.

-Indonesia jika berdaulat secara ekonomi, berarti kita tidak akan tergantung lagi secara ekonomi atas bantuan dan pinjaman asing dan kesejahteraan rakyat terasa secara merata;
-Jika berdaulat secara politik tentu Indonesia dapat menjadi penentu arah politik domestik, regional maupun internasional secara signifikan;
-Jika Indonesia berdaulat secara Hankam tidak ada lagi yang berani mengancam bahkan menzolimi bangsa Indonesia atau mencaplok wilayah Republik Indonesia;
-Jika Indonesia berdaulat secara sosial-budaya, Bangsa ini menjadi “role mode” cara hidup bangsa lainnya.

Oleh karena itu jangan berhenti berlomba. Jangan berhenti membalap. Ayo kita raih segala kedaulatan bagi Bangsa yang tercinta ini!

Oleh Dr. Poempida Hidayatulloh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun