Mohon tunggu...
Poedjiati Tan
Poedjiati Tan Mohon Tunggu... profesional -

Co-founder NLP Coach Indonesia. yang bergerak dibidang Business Consultant dan pelatihan dengan teknik NLP dan juga soft skill lainnya. Direktur Penerbit EnerJik Kharisma yang menerbitkan buku NLP, pengembang diri dan juga Novel. Psikolog di Bina Grahita Mandiri. Master Psikologi, Master Practitioner NLP, Certificate Advanced coach NLP. Sertifikasi untuk HRD dan penggajian karyawan penulis untuk penelitian psikologi, prilaku manusia, dan juga penulis entrepreneur dan bisnis. Desainer buku Aktif di beberapa organisasi masyarakat dan perempuan. Co founder Konde Institute media alternatif berbasis online. Dosen LB di Universitas Ciputra Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fenomena Dukungan Jokowi dan Gerakan Sosial Politik

9 Juli 2014   18:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:51 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti kita ketahui dukungan terhadap pencalonan Jokowi semakin hari semakin menguat. Dukungan yang bukan datang dari partai politik tetapi justru datang dari masyarakat biasa.  Perlahan tapi pasti dukungan itu terus mengalir. Mulai dari pekerja kreatif, aktivis, para pendidik sampai ke rakyat biasa semua beramai-ramai meberikan dukungan. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Kalau kita lihat dari gerakan sosial politik ada perilaku koletif dalam social movement yang terjadi di masyarakat.

Menurut Rudof Haberle, gerakan sosial mengandung pengertian gerakan bersama yaitu suatu bentuk kekacauan di anatar manusia, kegelisahan serta usaha bersama untuk mencapai tujuan yang divisualisasikan, khususnya suatu usaha untuk mengubah dalam kelembagaan sosial tertentu. Sedangkan Bulmer menyatakan pergerakan sosial ditandai dengan kondisi yang penuh kegelisahan karena perasan ketidakpuasan terhadap kehidupan sehari-hari dan adanya keinginan serta harapan untuk dapat meraih tatanan kehidupan yang lebih baru dilakukan secara bersama-sama.

Masyarakat selama ini diam meskipun merasa gelisah dan tidak puas dengan pemerintahan yang ada.  Beberapa kali pemilu sejak reformasi tidak ada perubahan yang signifikan malah terakhir semakin banyak korupsi dan praktek-praktek yang merugikan negara dan masyarakat. Masyarakat sering merasa tidak puas dengan kinerja aparat negara yang bukan melindungi rakyat tetapi malah menjadikan rakyat Indonesia sebagai sapi perahan. Ketika Jokowi mencalonkan diri sebagai Presiden. Masyarakat yang gelisah ini melihat adanya sebuah harapan, harapan akan adanya suatu perubahan di masa yang akan datang. Harapan akan kehidupan dan pemerintahan yang lebih baik dan bersih. Sehingga mereka secara suka rela melakukan suatu gerakan untuk mendukung Jokowi.

Gerakan relawan ini tersebar dimana-mana di seluruh Indonesia bahkan sampai ke Luar Negeri. Mereka semua melakukan secara sukarela tanpa diminta. Apalagi ketika Jokowi mempublish Visi Misinya dan juga Revolusi Mental. Masyarakat melihat bahwa Jokowi bisa mengakomodir harapan mereka. Sebab selama ini mereka sadar bahwa pemerintah seringkali melindungi kelompok-kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama, rasis, etnis dan lain sebagainya. Hal ini sesuai seperti yang dikatakan Laclau dan Mouffe; bahwa suatu gerakan sosial haruslah mampu membangun sebuah revolusi demokratik yang bersifat populis, yang dapat mengakomodasi tuntutan berbagai macam kelompok-kelompok, seperti: kaum urban, kaum ekologis, anti-otoriterian, anti-institusional, anti-kapitalisme, feminis, anti-rasisme, gerakan etnis, gerakan regional, gerakan kaum minoritas dan juga gerakan kaum minoritas secara seksual (LGBTI).

Gerakan sosial politik merupakan wujud partisipasi masyrakat dalam politik yang memiliki pengertian yang berbeda dengan partai politk maupun kelompok kepentingan. Gerakan sosial politik mempunyai pengertian “Social movement are collective challenges by people with common purposes and solidarity in sustained interaction with elites, opponents and authorities” (T. Tarrow, 1994). Sebagian besar pendukung Jokowi mendukung  Jokowi bukan karena partai politiknya atau partai politik pendukungnya. Mereka tidak berpolitik ataupun berpartai. Tetapi mereka melihat bahwa mereka semua mempunyai tujuan yang sama dan mempunyai rasa solidaritas yang sama. Mereka juga melihat bahwa selama ini ada ketidaksamaan antara harapan dan kenyataan atau yang biasa dikenal dengan Deprivasi Relatif.

Seperti pandangan Charles Tilly. Dalam argumentasinya  Tilly menghubungkan antara munculnya gerakan-gerakan sosial yang mengarah pada “proses politik” yang lebih luas, yang mencoba mengeksklusi  berbagai kepentingan dengan berupaya mendapatkan akses untuk membangun pemerintahan yang lebih mapan (established polity). Secara umum Tilly berpandangan bahwa gerakan sosial adalah sesuatu yang terorganisir (organised), berkelanjutan (sustained), menolak self-conscious dan terdapat kesamaan identitas (shared identity) di antara mereka-mereka yang terlibat di dalamnya. Jelas sekali masyarakat pendukung Jokowi mengorganisir diri mereka sendiri untuk melakukan sesuatu gerakan yang mendukung Jokowi agar terpilih menjadi Presiden. Mereka menemukan kesamaan antara dirinya dengan calon Presiden mereka. Mereka melihat kesederhanaan Jokowi yang dianggap sama dengan rakyat biasa seperti mereka. Apalagi dengan slogan Jokowi adalah Kita, semakin memantapkan shared identity pada masyarakat.

Apa yang dilakukan para pendukung Jokowi ini bisa dikatakan sebagai Mobilisasi Solidaritas. Dimana muncul solidaritas yang tinggi dengan ikatan-ikatan yang kuat serta dukungan tambahan peralatan bagi kelompok untuk menyerap (nilai-nilai) kolektifitas. Solidaritas yang besar ini memobilisasi anggota dan sumber-sumber daya yang ada untuk bergerak dengan cepat dan efektif untuk mengembangkan tujuan-tujuan kolektif. Lihat saja ketika adanya gerakan memasang foto dengan tulisan I Stand on The right Side di Facebook. Hampir semua pendukung jokowi tanpa diminta serentak mengganti Profil Picture nya. Ketika Jokowi membuka rekening gotong royong, orang berbondong-bondong menyumbang ke rekening tersebut. Tidak hanya itu saja di twitter hastag #AkhirnyaMilihJokowi juga menjadi trending topic. Bahkan yang terakhir Konser 2 Jari itu adalah salah satu bentuk nyata bagaimana Mobilisasi Solidaritas terbentuk. Ribuan orang mengalir ke Gelora Bung Karno, semua melakukannya dengan tertip. Tidak ada kerusuhan bahkan ketika usai mereka bersama-sama membersihkan dan mengumpulkan sampah. Tidak hanya itu mereka dengan sukarela menjadi relawan untuk memantau pilpres di tempat tempat TPS.

Ini menunjukan bahwa kesadaran politik masyarakat mulai berubah. Inilah awal kebangkitan demokrasi sesungguhnya, bukan cuma demokrasi tuntutan tetapi kesadaran masyarakat untuk terlibat aktif dalam membangun demokrasi. Pilpres kali ini benar-benar menunjukan bahwa civil society movement juga sebagai political movement dan menandai demokrasi yang  membaik. Bila Pilpres ini berjalan dengan baik maka ini adalah pesta demokrasi terbesar dan terbaik di dunia. Memang Fenomena pendukungan Jokowi ini membawa angin segar akan harapan sebuah negara yang lebih baik. Dan Semoga Indonesia terus berkembang dan terus membaik dalam berdemokrasi.

Refrensi

Prof. Budiarjo,Miriam. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Surbakti,Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Grasindo

Mufti, Muslim dan Didah Durrotun. 2013. Teori-Teori Demokrasi. Bandung: CV Pustaka Setia

Charles Tilly, “Social Movement and National Politics” dalam Charles Bright and Sandra Harding (Eds), State-Making and Social Movements: Essays in History and Theory (Ann-Arbor Michigan: University of Michigan Press),

Charles Tilly, Social Movements 1768-2004 (London: Paradigm Publishers, 2004)

Hutagalung, Daniel.2010. Dari Gerakan Sosial ke Gerakan Politik.

Meyrza Ashrie Tristyana. 2011. Definisi, Konsep dan Teori Gerakan Sosial Politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun