Mohon tunggu...
Poe Three
Poe Three Mohon Tunggu... Arsitek - citizen of the world

Keep Calm and Write It On..

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Membuat Belajar Jadi Menyenangkan, Resensi Buku "Teach Like Finland" Karya Timothy D Walker Part 2/2

24 Juli 2020   09:46 Diperbarui: 24 Juli 2020   09:37 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kelima bahan utama kebahagiaan yang coba dirangkum Walker tentang pengajaran di Finlandia, Pola Pikir adalah bahan yang paling penting. Di awal ketika saya mengatakan buku ini relatable untuk dibaca semua orang, saya mengacu pada bab ini secara khusus.

Ada orang yang menganggap kemenangan anda akan berujung pada kekalahan orang lain, dan sebaliknya. Hal ini akan melibatkan anda dalam perbandingan sosial, yang memicu pandangan scarcity-minded (menekankan kelangkaan). Lawannya adalah apa yang disebut dengan abundance-oriented (berorientasi pada kelimpahan), yang artinya adalah selalu ada ruang dan kesempatan bagi tiap orang untuk tumbuh.

Scarcity-minded yang berujung pada perbandingan sosial tentu tidak sejalan dengan prinsip pengajaran Finlandia dimana kebahagiaan bukanlah tujuan kesuksesan. Sebaliknya, pandangan abundance-oriented bahwa adanya kelimpahan kesempatan mampu menumbuhkan kebahagiaan dalam diri seseorang, bisa mendasari kesuksesan.

Menemukan flow juga menjadi poin yang disebut penulis dalam konteks pola pikir. Dimana konsep flow ini seringkali disebut sebelumnya oleh peneliti seperti Yuval Noah Harari, Daniel Kahneman, bahkan jurnalis Eric Weiner yang mengutip Mihaly Csikszentmihaly bahwa flow adalah situasi dimana anda sedang menjalani aktivitas yang menyenangkan, ketika kita menggunakan keterampilan sepenuhnya, mengalir dan tak dapat dielakkan. Flow ini bisa berbeda wujudnya bagi tiap orang, tetapi memiliki kesamaan bahwa hal ini membawa kebahagiaan bagi yang mengalaminya.

Selain itu, Walker juga memberikan tips-tips praktis seperti bermuka tebal (dalam artian percaya diri bahwa kita adalah professional di bidang kita dan tidak ‘hancur’ namun membaik dengan adanya kritik dari orang lain), berkolaborasi dengan teman sejawat dan para ahli (tentunya yang sama-sama berpandangan abundance-oriented), dan optimal menggunakan waktu libur dan refreshing untuk diri kita sendiri, termasuk bersyukur dan jangan lupa bahagia.

Akhir kata buku ini bagi saya amat menyegarkan dan menginspirasi untuk dibaca dan dipraktekkan kiat-kiatnya. Saya sendiri kebetulan bukanlah seorang dengan profesi guru, namun di jaman pandemi seperti sekarang, saya rasa semua orang saat ini berkesempatan besar menjadi seorang pengajar; baik untuk dirinya sendiri, anak, keluarga, rekan kerja, maupun masyarakat secara umum.

See you at my next review. Feel free to comment, react even follow for future updates. It will be much appreciated =)

Semoga kebahagiaan membaca selalu dapat menginspirasi kita semua.

Penilaian untuk Buku : 4.5/5 bintang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun