Belajar itu Seumur Hidup
Buku ini amat relevan untuk dibaca tidak hanya bagi siswa, kalangan akademis seperti dosen, kepala sekolah, guru, tenaga pendidikan, namun juga bagus untuk dibaca oleh orang tua siswa, yang seringkali (terutama di era "School From Home" seperti sekarang) berperan ganda sebagai guru, motivator keluarga, ibu/bapak rumah tangga, karyawan, wirausahawan, apapun 'profesi' anda buku ini tetap layak dibaca. Mengapa?Â
Karena buku ini relevan bagi semua orang yang ingin belajar. Hal ini karena menurut saya pembelajaran itu kita jalani seumur hidup, selama kita masih mau belajar dan memperbaiki diri.Â
Dan buku ini memberikan kiat-kiat praktis dan relatable untuk kita gunakan tidak hanya ketika mengajar anak/orang lain, namun juga ketika kita belajar untuk berkembang dalam hidup kita sendiri sehari-hari.
Saya berusaha tidak menjabarkan secara lengkap, namun hanya mencoba memberikan gambaran betapa menariknya buku ini sehingga (harapannya) anda makin tertarik untuk membacanya. Berikut hal-hal yang paling saya suka dari buku ini.
Mengapa Finlandia?
Finlandia adalah negara Nordic di utara Eropa yang mengejutkan dunia pendidikan internasional dengan hasil tes PISA (Programme for International Student Assessment) -- sebuah program  penilaian berbasis kompetensi murid di usia 15 tahun dalam kemampuan berpikir kritis di pelajaran Matematika, Sains dan Bahasa -- yang menunjukkan bahwa siswa-siswa di negara ini mampu mencetak skor tertinggi pada tahun 2001, 2003 dan 2006.Â
Di sisi lain diketahui bahwa jam pelajaran di Finlandia tergolong pendek, pekerjaan rumah minimalis, dan ujiannya tidak terlalu terstandarisasi. Lalu, bagaimana negara ini bisa terus mencetak siswa-siswa yang berprestasi?
Buku ini memberikan gambaran kelas dan sekolah di negara itu dari kacamata seorang guru berkebangsaan Amerika yang berkesempatan mengajar di Sekolah Dasar Finlandia setelah hijrah ke negara tersebut.Â
Hijrahnya dimotivasi oleh kelelahan dengan standar sistem pengajaran yang tinggi di negara asalnya, penuh pressure dan ekspektasi baik dari pemerintahnya, institusi sekolah, orang tua muridnya, dan terutama dirinya sendiri.