Mohon tunggu...
Poe Three
Poe Three Mohon Tunggu... Arsitek - citizen of the world

Keep Calm and Write It On..

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Resensi Buku "Thinking Fast and Slow" karya Daniel Kahneman Part 1/2

5 Juni 2020   20:52 Diperbarui: 8 April 2021   09:49 3082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
buku Thinking, Fast and Slow karya Daniel Kahneman. Sumber : GPU

Penemuan ini kemudian menjadi dasar aplikasi pemeriksaan kesehatan di berbagai cabang kedokteran (misalnya pemeriksaan prostat, sumsum tulang belakang, usg dalam. dll yang sifatnya invasif dan tidak nyaman), dimana dokter dengan pengetahuan ini tidak perlu cepat-cepat dalam melakukan pemeriksaan, namun lebih memerhatikan titik puncak dari rasa sakit dan ketidaknyamanan yang mungkin dialami pasien.

Eksperimen Dua Diri ini juga pernah dikutip oleh Yuval Noah Harari (pengarang Sapiens dan Homo Deus) ketika menjabarkan tentang faktor-faktor perilaku manusia.

Heuristik Afeksi dan Bias

Heuristik adalah teknik yang dirancang untuk memecahkan masalah yang mengabaikan apakah solusi dapat dibuktikan benar, tapi biasanya menghasilkan solusi yang baik. Atau singkatnya ketika manusia dihadapkan pada pertanyaan yang sulit dan tidak ada ukuran dan informasi yang pasti, biasanya manusia akan mengganti pertanyaannya dengan pertanyaan yang lebih sederhana dan lebih mudah dijawab.

Contoh yang paling relatable misalnya Pemilu. Ketika dihadapkan pada pertanyaan 'apakah orang ini pantas menjadi presiden?', umumnya manusia awam atau rakyat pada umumnya tidak memiliki ketersediaan informasi mengenai 'bagaimana presiden yang baik itu?'. Karenanya, kita secara sadar maupun tidak mulai mengganti pertanyaannya dengan yang lebih mudah, seperti "Bagaimana kandidat dalam menjawab pertanyaan publik?', "Bagaimana kemampuan berbahasanya sebagai wakili negara?", hingga yang kurang rasional seperti "saya suka kemeja yang dia pakai," atau "wajahnya mirip dengan paman saya." Yang terakhir ini yang dikenal dengan heuristik afeksi. Rasional? Biasanya tidak. Namun sudah pasti efektif untuk menjawab pertanyaan.

Kenyataannya bias-bias ini diperlukan untuk membuat pilihan, biasanya untuk pilihan yang tidak mudah. Untuk alasan yang sama, umumnya kandidat petahana bisa berlanjut di periode selanjutnya, karena setidaknya sekarang tersedia informasi yang bisa diakses Sistem 1 dan Sistem 2 tentang pengalaman selama dia menjabat. Kecuali tentu saja jika kesalahan yang dibuat terlalu serius untuk diabaikan oleh Pemilih. Heuristik afeksi juga rentan terhadap pengalaman dan informasi terkini.

Resensi selanjutnya masih dari buku ini akan membahas tentang pandangan Kahneman tentang Sifat Manusia yang Tidak Mau Rugi, Bagaimana Hal Buruk lebih kita ingat jika dibandingkan Hal Baik, dan favorit saya.. Rumus Kesuksesan

Please look forward for Part 2/2 :)

Until then.. Happy Reading and let's get inspired!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun