Hari itu Jumat, ba'da Jumatan, aku rencana pergi menulusuri pantai selatan asli, dari Karangbolong hingga Mirit....dengan highlight di Petanahan....
Ternyata rencana itu gagal, hujan tiba-tiba datang....sangat kencang, aku sampai ngeri, mumpung soalnya rumah Mbahku, seperti banyak rumah tua Jawa pada umumnya, dikelilingi kebun yang banyak pohon....
Hujan itu awalnya cepat, hanya 1/2 jam. Namun tak sampai 10 menit turun lagi, kali ini lebih dahsyat dan lebih ngeri. Sampai jam 4.30 belum reda, dan akhirnya reda sepenuhnya jam 5. Maghrib (yg waktu setempat jam 5.35) turun lagi namun hanya sebentar dan gerimis saja. Malamnya jam 7 turun, tapi seperti Hujan Jakarta - Deres, Berangin, Cepet.
Esoknya hujan datang lagi siangnya, dan hari sebelumnya, kamis, di pagi hari hujan terus sampai Zuhur.
Anehnya semua ini terjadi sekarang di bulan Mei. Yang seharusnya tidak hujan dan malah harusnya panas...
Global Warming memang sudah terjadi kawan, bahkan di pojok kecil dari dunia ini, di kota kecil ini, efeknya sudah terjadi....terlihat pula ada distorsi dari siklus pertanian disini....
Perubahan iklim ini memang tanda besar bahwa kita telah berbuat bencana, manusia sendiri yang meghasilkan semuanya.
Pertanyaannya, seberapa jauhkah semua ini akan berlangsung? Akankah kita mampu mengubahnya? Dan mampukah kita beradaptasi dengannya? Setidaknya, para petani, di daerah ini, telah memulai beradaptasi....mengubah kalender panen dan tanam Jawa yang sudah ada berabad-abad sebelumnya....
Marilah kita merenung sesaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H