Mohon tunggu...
Muhammad Arkandiptyo
Muhammad Arkandiptyo Mohon Tunggu... -

Hanya seseorang di pojok kota Jakarta yang selalu apa adanya. Penggemar berat masakan tradisional Jawa & Peranakan, musik Light Jazz dan pecinta sejati seseorang kalau sudah sekali cinta.\r\nPS Untuk semua Ingatlah Selalu: Ing Madya Mangun Kersa & Bhinneka Tunggal Ika!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pernak-pernik Bumi Ngapak: Udhan maning, yo padahal iki Mei (ya tho?)

7 Mei 2011   12:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:58 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari itu Jumat, ba'da Jumatan, aku rencana pergi menulusuri pantai selatan asli, dari Karangbolong hingga Mirit....dengan highlight di Petanahan....

Ternyata rencana itu gagal, hujan tiba-tiba datang....sangat kencang, aku sampai ngeri, mumpung soalnya rumah Mbahku, seperti banyak rumah tua Jawa pada umumnya, dikelilingi kebun yang banyak pohon....

Hujan itu awalnya cepat, hanya 1/2 jam. Namun tak sampai 10 menit turun lagi, kali ini lebih dahsyat dan lebih ngeri. Sampai jam 4.30 belum reda, dan akhirnya reda sepenuhnya jam 5. Maghrib (yg waktu setempat jam 5.35) turun lagi namun hanya sebentar dan gerimis saja. Malamnya jam 7 turun, tapi seperti Hujan Jakarta - Deres, Berangin, Cepet.

Esoknya hujan datang lagi siangnya, dan hari sebelumnya, kamis, di pagi hari hujan terus sampai Zuhur.

Anehnya semua ini terjadi sekarang di bulan Mei. Yang seharusnya tidak hujan dan malah harusnya panas...

Global Warming memang sudah terjadi kawan, bahkan di pojok kecil dari dunia ini, di kota kecil ini, efeknya sudah terjadi....terlihat pula ada distorsi dari siklus pertanian disini....

Perubahan iklim ini memang tanda besar bahwa kita telah berbuat bencana, manusia sendiri yang meghasilkan semuanya.

Pertanyaannya, seberapa jauhkah semua ini akan berlangsung? Akankah kita mampu mengubahnya? Dan mampukah kita beradaptasi dengannya? Setidaknya, para petani, di daerah ini, telah memulai beradaptasi....mengubah kalender panen dan tanam Jawa yang sudah ada berabad-abad sebelumnya....

Marilah kita merenung sesaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun