Mohon tunggu...
Poda Lumbantoruan
Poda Lumbantoruan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Menarik Sebelum Masuk Sekolah Tinggi Teologi

6 Desember 2023   22:59 Diperbarui: 6 Desember 2023   23:25 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkuliahan merupakan salah satu jenjang pendidikan setelah saya menyelesaikan masa SMA. Di waktu SMA setiap siswa harus memilih tujuan selanjutnya untuk meraih cita-citanya. Salah satu cara siswa untuk mencapai cita-citanya tersebut yaitu dengan berkuliah. Akan tetapi banyak orang yang tidak memiliki kesempatan untuk berkuliah dengan berbagai alasan tersendiri. Seperti, tidak memiliki biaya perkuliahan atau ingin langsung bekerja. Awal saya ingin menentukan kampus tempat  perkuliahan saya memiliki banyak pergumulan. 

Akan tetapi di dalam pergumulan itu, saya selalu berdoa agar Tuhan memberikan petunjuk bagi saya dalam memilih kampus. Hari demi hari berlalu dan akhirnya saya menemukan suatu petunjuk bahwa saya harus menjadi seorang hamba Tuhan. Pada saat saya sudah menentukan bahwa saya harus menjadi hamba Tuhan, saya memberitahukan nya kepada kedua orang tua dan saudara saya. Pada saat saya sudah memberitahukan tujuan itu, mereka bertanya kepada saya, apakah kamu serius dalam hal ini? Ini bukanlah hal yang mudah kata mereka. 

Saya pun meyakinkan mereka dan berkata bahwa saya serius dalam hal ini dan saya sudah pikirkan dengan matang . Pada akhirnya, mereka menyetujui hal tersebut dan menyuruh saya memilih kampus yang terbaik. 

Setelah itu saya pun melihat dan mendengar bahwa ada salah satu kampus Teologi yang membuka pendaftaran saya langsung mencoba untuk mendaftarkan diri. Pada saat mendaftar saya melihat banyak saingan saya dari berbagai daerah yang membuat saya semakin semangat. Beberapa waktu kemudian saya di suruh mengisi bebarapa formulir, dan menyelesaikan beberapa ujian. Saat ujian saya berusaha menjawab dengan jujur dan sesuai kemampuan. Kemudian, setelah ujian selesai saya di nyatakan lulus dan masuk tes wawancara. 

Saat tes wawancara tiba saya berusaha tenang dan Puji Tuhan semuanya berjalan lancar dan saya bersyukur karena tes wawancara dinyatakan lulus. Hal ini membuat bahagia, terutama saya tidak lupa mengucap syukur  kepada Tuhan, karena tanpa bantuan-Nya saya tidak tahu apa-apa dan saya juga sadar bahwa banyak orang seperti saya yang tidak dapat lulus. Ketika sudah diterima menjadi seorang mahasiswa, saya dihadapkan kembali dengan berbagai orang baru. Hari pertama kuliah perasaanku mulai campur aduk, antara senang karena dapat teman baru dan tegang karena ini merupakan pengalaman pertamaku kuliah dan merantau. 

Ketakutanku tambah menjadi setelah melihat berbagai bahasa yang berbeda dan sifat yang berbeda antara setiap orang. 

Kemudian saat memasuki kelas, aku takut teman-teman akan menjauhiku ketika mereka tahu aku asli orang Batak, yang wataknya keras. Tapi ternyata, justru mereka malah tertarik untuk belajar bahasa Batak dan beranggapan bahwa bahasa Batak sama halnya dengan bahasa asing yang baru mereka dengar. Pada suatu ketika, saya mengobrol dengan seorang teman tingkat saya. Kemudian saya bertanya kepadanya, dan mengatakan apa tujuanmu kuliah bro? Dia berkata menurut saya, kuliah adalah perjalanan mengenai pilihan. Pilihan ini dimulai dari menentukan institusi atau universitas tempat kita akan meraih suatu cita-cita. Pilihan kuliah ini juga bro, bisa sangat mudah untuk beberapa orang namun juga bisa menjadi sebuah tantangan tersendiri buat orang lain. 

Ketika pilihan kita sudah ada, kita belum tentu bisa mendapatkan apa yang kita mau karena kita harus bersaing dengan orang-orang yang mempunyai keinginan yang sama dengan kita dan kemampuan setiap orang pasti berbeda. Pilihannya adalah kita harus mau bersaing dengan jujur dan harus serius dalam menyelesaikan semua pertanyaan yang ada dan jangan lupa mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Dia berkata kepada saya, bahwa dia memiliki satu ayat emas yang menjadi pedoman hidupnya yaitu Filipi 4:13, Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. 

Setelah saya mendengar semua jawabannya tersebut, kini saya menjadi lebih semangat dalam berkuliah,terutama dalam melaksanakan aktivitas saya sehari-hari. Adapun satu pesan saya kepada pembaca adalah tetap bersyukur karena hal-hal yang lebih baik sedang dalam perjalanan kepada setiap orang yang mau berusaha, jadi tetaplah sabar dan berserah kepada Tuhan karena semua berasal dari padanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun