2. Ingatlah bahwa kamu wanita dan begitu berharga
Banyak orang berkata bahwa satu yang kurang dari seorang wanita, yakni mereka sering lupa betapa berharganya ia. Mungkin saja karena lingkungan yang terlalu male-oriented, tak jarang membentuk kepribadian pasrah terhadap keadaan dimana mereka berharap untuk selalu 'diselamatkan' oleh seorang pria. Figur seorang pangeran berkuda putih yang ada di cerita anak-anak itu jangan terlalu didambakan, jadilah realistis.
Coba tengok berapa banyak kasus kehamilan di luar nikah yang terjadi di negeri ini? Kemudian ketika sang ibu malu untuk mengandung bayi dari seorang pria yang tidak sah dengannya mereka cenderung mengambil jalan pintas dengan melakukan Aborsi, bahkan tega membunuh dan membuang buah hatinya sendiri. Lingkungan sosial akan menghakimi dengan jalan mengucilkan sang ibu, bahkan keluarganya sendiri bisa jadi tak segan untuk tidak menganggapnya lagi. Hukum yang berlaku akan dengan mudah menimpa ibu sang bayi dengan berbagai pasal serta sanksi. Namun bagaimana dengan ayah sang bayi? Beban yang ia pikul tidak sebanding dengan si wanita tadi.
Belum lagi kasus kekerasan dan pelecehan seksual, perceraian yang diakibatkan oleh perselingkuhan, dan sebagainya. Hal-hal mengerikan ini, sempatkah kamu pikirkan ketika sudah terlanjur terbuai cinta buta?
Tuhan mungkin memang tidak menciptakan wanita dengan sempurna, namun Tuhan menjamin bahwa wanita adalah makhluk yang berharga di muka bumi. Wanita memang lebih perasa, namun menggunakan sedikit logika juga tidak ada salahnya. Maka dalam segala situasi apapun yang sedang kamu lalui, jangan lupa untuk menjaga martabatmu sendiri.
Semoga renungan di atas dapat membuka pikiran kita sebagai wanita milenial yang mulai lupa betapa berharganya diri kita di era globalisasi saat ini. Ingatlah, kita (wanita) adalah makhluk yang paling mulia di muka bumi ini. Janganlah nodai kehendak Tuhan tersebut dengan kenikmatan sesaat yang menyimpan sejuta penderitaan di masa depan :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H