Mohon tunggu...
Pocut Ghina Shabira
Pocut Ghina Shabira Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswi

Traveler. Blogger. Bollywood Lover.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

10 Kejanggalan Tsunami Aceh 14 Tahun yang Lalu

26 Desember 2018   07:59 Diperbarui: 27 Desember 2018   11:54 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu, 26 Desember 2004, pukul 07.59 waktu setempat, gempa berkekuatan 9,1 skala Richter mengguncang Provinsi Aceh. Gempa tersebut bahkan terasa hingga ke beberapa negara di sekitar Indonesia. Tak hanya itu, selang beberapa waktu setelah gempa besar itu, datang sebuah gelombang tsunami yang tingginya sangat di luar perkiraan. Tsunami seketika menyapu segalanya yang ada saat itu.

Aceh lumpuh. Indonesia berduka. Bencana yang tercatat sebagai bencana terparah sepanjang sejarah manusia dalam kurun waktu 100 tahun dan menjadi sebuah catatan kelam dalam deretan peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di negeri ini. Trauma yang dialami para korban tidak serta merta dapat diobati begitu saja. 280.000 jiwa yang terenggut membuat kesedihan yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

Tsunami Aceh memang merupakan ketentuan Tuhan yang telah ditetapkan, namun bila kita menelisik ke belakang, ada banyak kejanggalan yang terjadi pada peristiwa ini. Apa saja kejanggalan itu?

1. NOAA, National Oceanic and Atmospheric Administration, beberapa kali mengubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta kejanggalan tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan India. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah proses yang terjadi secara mendadak seperti tsunami di Aceh.

2. Seperti yang diberitakan oleh media, gempa yang terjadi berkekuatan 9,1 SR. Namun dari Pihak Indonesia, gempa hanya tercatat berkekuatan 6,4 SR yang disusul sebuah gelombang besar dengan kekuatan yang sangat dahsyat.

3. Menurut saksi mata, gelombang tsunami yang datang setinggi 15-30 meter. Padahal, ketinggian gelombang tsunami normal hanya berkisar 3-5 meter.

4. Sesaat setelah tsunami menerjang pesisir Aceh, kapal milik tentara AS, USS Abraham Lincoln beserta 15.600 personilnya datang dengan cepat untuk memberikan bantuan ke Aceh. Sementara, militer unggulan Indonesia, Kopassus, tidak diturunkan sama sekali.

5. Para korban jiwa dari Tsunami Aceh rata-rata ditemukan dalam keadaan kulit yang hitam seperti para korban jiwa pada peristiwa bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Bahkan belakangan diketahui bahwa ada 3 orang anak nelayan yang terbakar karena terkena air tsunami.

6. Gempa Aceh tercatat sebagai gempa dengan durasi terlama sepanjang sejarah, yakni 8-10 menit. Padahal gempa normal hanya sekitar 1-2 menit.

7. 2 jam setelah menghantam daratan Aceh, tsunami turut juga menghantam kawasan Afrika Selatan, yang jaraknya sekitar 8.500 km dari episentrum gempa di Simeulue.

8. Merupakan gempa terbesar ketiga dalam catatan sejarah sepanjang masa.

9. Jumlah korban jiwa mencapai 280.000 jiwa dari 14 negara yang terkena dampak tsunami. Dibandingkan dengan peristiwa Gunung Krakatau 1883 yang hanya menelan 36.147 jiwa, tentu tsunami Aceh jauh lebih dahsyat. 

10. Pasca kejadian tersebut, Indonesia dan India sempat melakukan protes, namun sehari setelahnya Indonesia diam. Begitupun India, 2 hari setelah tindakan protes, pemerintahnya diam. Belakangan diketahui India menjadi diam karena Israel menjanjikan teknologi nuklir terbaru jika India menarik protesnya. Dan benar saja, 2 bulan kemudian India mendapat yang dijanjikan, yaitu teknologi senjata nuklir terdepan (Advance Nuclear Technology) dari Israel dan juga Amerika. Padahal dalam sejarah, Israel tak pernah mau membagikan teknologi nuklirnya kepada negara lain. Peneliti mensinyalir bahwa ada kemungkinan bahwa teknologi nuklir yang diberikan Israel kepada India ada kaitannya dengan perang senjata nuklir antara India dan Pakistan.

Berbagai media dari berbagai negara telah banyak mengulas mengenai kontroversi peristiwa ini. Namun, seperti kita ketahui bahwa negara adidaya yang kita hadapi ini sangatlah pintar. Apapun yang terjadi sebenarnya semua adalah kuasa Tuhan. Semoga dengan peringatan 14 Tahun Tsunami Aceh ini dapat menjadi refleksi bagi kita seluruh masyarakat Indonesia untuk saling mengintrospeksi diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun