Ping Touchchavit, Jj Chalach, Pong Pongsakorn, dan Us Nittitorn juga ikut meramaikan konser dengan penampilan lagu “จังหวะหัวใจ” atau “Heart Beat” oleh Pong Pongsakorn kemudian dilanjutkan penampilan “ต่อหน้าฉัน..” atau “In Front of Me…” oleh Us Nittitorn dengan Jj Chalach menjadi penghubung kisah mereka bertiga. Us juga kembali tampil menyanyikan lagu “Mirror Mirror” milik F. Hero dan Milli serta Changbin Stray Kids dengan penuh pesona. Masih dengan kejutan lainnya, Perth Nakhun, Bas Asavapatr, dan Job Yosatorn tampil sebagai trio Sailor Moon lengkap dengan kuncir dua yang khas. Di akhir sesi, Tong Thanayut kembali bergabung sebagai Tuxedo Mask yang misterius. Lucunya, dari pengakuan Perth, menjadi Sailor Moon adalah salah satu impiannya dan malah tercapai di konser ini.
Penampilan yang paling membuat semua orang terkejut bukan main adalah penampilan dari tiga Sailor Moon yang kini kembali tampil sebagai bodyguards karismatik, bersama dengan Nodt Nutthasit yang sempat tampil dengan piano solo. Cukup membuat kami shock tatkala menyadari penampilan mereka menggunakan konsep film fenomenal “Magic Mike” lengkap dengan lagu “Pony” milik Ginuwine-nya. Penampilan mereka begitu mengejutkan sampai saya berpikir, andai ternganga menghasilkan uang, mungkin kini saya akan mendapatkan miliaran rupiah seketika.
Tidak lengkap rasanya jika konser tidak diselipkan montase perjalanan KinnPorsche the Series hingga sampai di detik ini. Video kala para pemain melakukan audisi, workshop, dan sepanjang kegiatan shooting ditampilkan di layar VCR besar di atas panggung. Merinding dan terharu rasanya terlebih bagi saya yang sudah menanti serial ini sejak dua tahun lalu. Berada di sini dan ikut serta dalam perjalanan karir mereka, seperti melihat anak yang saya besarkan akhirnya lari tanpa perlu dipegangi dari belakang. Ada rasa bangga, semakin antusias menanti kesuksesan apalagi yang bisa mereka dulang nantinya.
Sebelumnya, pada konferensi pers Kinnporsche World Tour diperkenalkan Cumulus Band, band bentukan para aktor yang terdiri dari Mile Phakphum dan Bas Asavapatr sebagai gitaris, Apo Nattawin sebagai vokalis, Pong Pongsakorn sebagai bassis, Nodt Nuthasit sebagai keyboardis, Build Jakapan sebagai saksofonis, dan Ping Touchchavit sebagai drummer. Tentu saja, tidak lengkap rasanya jika mereka tidak tampil sebagai penampilan puncak di konser. Berbagai lagu hits dari band-band Thailand mereka mainkan seperti lagu milik LIPTA, COCKTAIL, dan Potato sembari mengajak kami semua ikut bernyanyi, meskipun banyak lagu dan lirik yang baru saya dengar hari itu, namun euforia bernyanyi riang bersama teman-teman sambil berjingkrak-jingkrak mengingatkan saya momen ketika menonton penampilan band-band di kampus beberapa waktu silam.
Menjelang akhir konser meski waktu telah menunjukkan hampir pukul 12 malam, alih-alih merasa lelah, penonton malah semakin bersemangat ketika Ta Nannakun kembali tampil sebagai DJ dan menyajikan EDM Remix. Dalam sekejap, atmosfer konser berubah menjadi festival musik elektronik, banyak penggemar maju ke depan panggung dan menari mengikuti alunan lagu. Keenam belas aktor pun asyik berjoget ria dan berlarian dari ujung panggung ke ujung yang lain. Memuaskan mata seluruh penggemar dari berbagai sisi.
Konser ditutup dengan penayangan trailer film yang akan diperankan oleh Mile Phakphum, Apo Nattawin dan Bas Asavapatr yang rencananya akan dirilis di tahun 2023. Tidak banyak informasi yang kami dapat dari film itu selain menggunakan tema era kerajaan dahulu dan perkiraan tahun dirilisnya. Namun, dengan detail seadanya pun, film itu tidak luput dari pembahasan fans selama berhari-hari, bahkan hingga hari ini. Mereka juga mengumumkan kota-kota mana saja yang akan menjadi pemberhentian konser selanjutnya beserta perkiraan bulannya, meskipun hingga hari ini belum ada detail tambahan mengenai konser yang akan datang tapi semua orang sudah berada di ancang-ancang untuk perang berebut tiket kembali.
Masih setengah berada di awan euforia konser, lampu venue menyala dan menandakan berakhir sudah konser di hari kedua. Saya yang tidak memiliki benefit tambahan berupa handcard atau foto grup, berjalan keluar bersama beberapa teman yang bahkan baru saya kenal di hari itu. Penggemar masih sibuk berfoto-foto, berbelanja merchandise, bahkan ada yang menunggu para aktor untuk pulang dari Impact Arena hingga pukul 3 pagi. Konser ini hebat, saya diajak tertawa, menangis, hingga emosi dengan skit yang membuat patah hati dalam durasi 4,5 jam. Rasa puas memenuhi hati, konser hari ini di luar ekspektasi saya. Detik itu juga saya memutuskan harus menonton mereka lagi pada konser penutup!
Beberapa orang bertanya, untuk apa jauh-jauh ke Bangkok menonton konser idola? Well, jika saya bisa menikmati pengalaman sebagai seorang penggemar dengan maksimal, kenapa tidak? Mungkin uang yang dikeluarkan untuk melakukan perjalanan hingga ke Bangkok akan jauh lebih banyak ketimbang menaiki bis dari Bandung ke Jakarta. Namun, setelah bekerja dan berkutat dengan berbagai hal yang menguras energi selama ini, pergi ke Bangkok dan menonton KinnPorsche World Tour bagaikan self-reward yang worth the struggles.