Ilmu tanah adalah ilmu yang berkembang di tengah keberagaman penduduk dan jenis wilayah Indonesia. Kenapa dapat dikatakan demikian? Karena Indonesia Memiliki berbagai jenis daratan dan jenis tanah yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kehidupan masyarakatnya. Namun dengan letak yang berbeda-beda, menjadikan kadar dalam tanah yang dimiliki masing-masing tempat mempunyai kelebihan dan kekurangan, terkait dengan faktor internal maupun eksternal.Â
Bukan hal yang baru terjadi juga banyak masalah tentang kerusakan tanah dan bagaimana cara meperbaikinya, serta pengubahan permukaan tanah yang menjadikan tanah tidak bisa ditumbuhi oleh tanaman.
Permasalahan yang mengenai kerusakan dan pengubahan permukaan tanah, mengharuskan terjadinya perbaikan dan penggunan maksimal jumlah permukan tanah yang ditanami semakin berkurang.Â
Faktor ini yang mendorong adanya perbaikan dan perhitungan unsur hara pada tanah. Tanah yang memiliki kerusakan, dapat didisebabkan berbagai hal. Contoh nyata kerusakan tanah terjadi karena pemakaian pupuk maupun pestisida kimia yang berlebihan dan erosi yang tinggi.Â
Cara mengatasi hal ini, dengan masalah yang pertama yaitu kerusakan tanah. Sebelum menemukan cara dalam menyelesaikan, lihat apa yang menjadi akar kerusakan. Bisa berasal dari pemakaian atau pengaruh zat kimia kah? Atau erosi?
Penyelesaian masalah yang dipengaruhi oleh pemakaian atau efek dari zat kimia yang berasal dari pupuk maupun pestisida kimia. Cara perbaikan yang tepat sesuai ilmu tanah dan jangan menggunakan praduga yang dapat menimbulkan kecenderungan tidak efektifnya perbaikan bahkan menambah parah.Â
Perbaikan harus mempunyai data yang benar benar valid tentang kadar tanah yang menentukan apa yang harus diperbaiki. Semisal ingin memperbaiki semua hara, disarankan jangan dilakukan sembarangan dan perlunya melihat tingkatan pH tanah tersebut.
Tabel tersebut dapat menunjukkan bagaimana pemberian dan timbal balik yang terjadi antara berbagai unsur dalam tanah. Sehingga tercipta keefektifan dalam penanganan perbaikan tanah yang disebabkan oleh pemakaian zat kimia dari pupuk maupun pestisida. Perlu dingat juga, dalam pemilihan jenis pupuk harus memahami presentase kadar hara didalamnya dan keperluan pemberian pupuknya.Â
Setiap unsur hara akan berkaitan satu sama lain yang dipengaruhi oleh pH tanah, sehingga tersedia dalam skala minimum sampai maksimum. Namun memiliki tahap optimum yang sangat bagus untuk melakukan penanaman.Â
Setelah pokok bahasan perbaikan karena pengaruh zat kimia, selanjutnya bagaimana jika erosi? bagaimana penanganan tanah yang terkena erosi?
Bukankah erosi merupakan kehilangannya lapisan permukaan tanah? Padahal lapisan permukaan tanah atau topsoil merupakan lapisan dengan daya olah tinggi dan tempat unsur hara tersedia yang baik untuk perakaran tanaman.Â
Untuk memperbaiki tanah yang hilang ini dapatkah menggunakan permukaan tanah yang dibuat gedung atau bangunan? Tentu bisa, karena bangunan atau gedung memerlukan permukaan tanah yang padat atau stabil, sedangkan topsoil merupakan bagian tanah yang tidak stabil bila memiliki unsur yang baik dan daya olah lahan yang bagus. Sehingga kenapa tidak dimanfaatkan, daripada ditimbun dan dipadatkan.Â
Memang hal ini memerlukan langkah maupun biaya lanjutan, namun bisa dipikirkan kembali bagaimana masa depan selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H