Kesimpulan
Apa yang coba saya paparkan di sini adalah pendekatan yang berbeda dalam melihat alam fikiran publik di tahun politik ini. Dan hasil yang didapat sangat menarik untuk diamati. Mungkin hasilnya akan lebih menarik lagi apabila menambahkan sejumlah kata-kata kunci lain yang berhubungan dengan Pemilu 2019.
Sebenarnya hasilnya sudah bisa diprediksi. Pengaruh paparan media tentang informasi paslon atau kegiatan selama masa kampanye masih merupakan senjata yang efektif untuk meningkatkan ketertarikan publik.Â
Kepopuleran paslon juga ikut mendorong ketertarikan publik untuk mencari tahu informasi tentang mereka di Google. Data yang ada membuktikan hal tersebut.
Hal itu menjadi berbeda apabila bicara tentang preferensi politik publik. Data yang ada justru menunjukkan preferensi politik tidak berbanding lurus dengan popularitas. Data ini bisa jadi terlalu dini untuk menentukan pemenang Pilpres 2019.Â
Namun bagi saya data ini bisa menjadi salah satu 'quick count' alternatif yang paling cepat sembari menunggu data quick count Lembaga Survey yang membutuhkan waktu (bahkan bisa diketahui sebelum hari pencoblosan).
Berdasarkan hal itu, muncul pertanyaan baru: Mengapa popularitas paslon 02 tidak mampu mendongkrak tingkat elektabilitas dirinya? Dugaan saya, kunci kemenangan paslon 01 ada pada strategi komunikasi yang tepat pada hari-hari terakhir masa kampanye.Â
Coba diperhatikan kembali pada data-data sebelumnya. Terlihat bahwa paslon 01 mampu 'mencuri' kemenangan pada hari-hari terakhir masa kampanye dengan grafik peningkatan yang signifikan dan mengalahkan paslon 02.
Akhir kata, data-data yang ditunjukkan ini sebenarnya adalah cerminan bagaimana gambaran alam fikiran publik tentang kontestasi Pemilu 2019. Bisa jadi ini merupakan representasi masyarakat Indonesia dalam memandang para paslon capres/cawapres yang berkompetisi. Dan semua ini terekam jelas dalam jejak digital yang ditinggalkan pada sebuah platform yang tidak kita duga sebelumnya: Google.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H