Mohon tunggu...
Uyung
Uyung Mohon Tunggu... Administrasi - ASN, Penulis, dan Big Data Enthusiast

Seorang ASN (Aparatur Sipil Negara), cinta menulis, cinta keluarga, Big Data Enthusiast, penulis buku 'Catatan Parno PNS Gila', dan lil bit crazy :P Bisa diliat pemikiran gilanya di http://pnsgila.wordpress.com dan akun twitter @UyungPNSgila

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

'Mengadili' PNS Saat Ini

27 Agustus 2015   14:43 Diperbarui: 27 Agustus 2015   14:43 4029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalo lo lo pada sering ngikuti tulisan di blog gua ini, pasti lo tau betapa 'parahnya' PNS kita ini. Gua memang akui PNS kita ini masih jauh dari harapan untuk berbuat yang terbaik, bukan sekedar baik. Tapi kadang apa yang dicapai oleh PNS saat ini sering kali masih dihantui oleh 'stigma' masa lalu yang sulit dihapuskan.

Gua masih menemukan tulisan-tulisan (entah itu blog atau tautan ke suatu posting berita) yang melihat PNS masih jauh dari berubah. Gak percaya? Coba aja buka Google trus searching dengan kata kunci berikut: PNS malas, PNS mesum, dan sejenisnya. Kadang-kadang lo bakal menemukan link yang mengarah ke beberapa posting blog gua, hehehe...

Posting gua hari ini bukan ingin menjelaskan bahwa saat ini PNS sudah lebih baik. Dan gua jujur dari hati gua PNS sekarang memang lebih baik kok. Tapi gua coba ingin mendudukkan sejumlah hal terkait dengan PNS secara proporsional aja. Silakan lo nilai sendiri dan semoga bisa dibaca dengan pikiran yang jernih.

PNS Itu Sarangnya Korupsi

Pernyataan di atas bagi gua bisa jadi ada benarnya. Tapi menghubungkan PNS itu sebagai sarangnya korupsi itu yang harus diluruskan. Pertama, secara statistik, belum ada penelitian yang komprehensif (jiah, kata-katanya xixixi) yang menyimpulkan bahwa PNS di Indonesia itu sarangnya korupsi. Gua akui memang masih ada beberapa tempat di satuan kerjanya berperilaku koruptif. Masih ditemukan pungli-pungli (pungutan liar) yang terjadi di area pelayanan publik. Tapi jangan lupa, sudah begitu banyak tempat yang karena memiliki Pemimpin Daerah yang bagus, praktek semacam itu mulai ditinggalkan.

Gua liat juga sejumlah Kementerian mulai bebenah dalam melakukan Reformasi Birokrasi, seperti Kementerian Keuangan yang menjadi Role Model bagi pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Okelah memang belum sepenuhnya berubah dan masih banyak ditemukan praktek koruptif semacam itu, tapi ini sudah jauh lebih baik dari 10 tahun yang lalu. Gua optimis 15 tahun lagi PNS sudah bisa meninggalkan praktek koruptif sepenuhnya dan bekerja full profesional.

PNS Itu Enak Banget Jam Kerjanya

Pernyataan itu memang benar adanya, hehehe... Dalam Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah ditentukan jam kerja instansi pemerintah adalah 37 jam 30 menit per minggu. Dengan kata lain, PNS bekerja sekitar 7,5 jam se hari (lima hari kerja). Trus apa yang salah? Kalo ada yang bilang kalo waktu kerja PNS banyak dihabiskan dengan hal-hal yang bukan selain kerja. Benarkah?

Jawaban gua: Selama job description dan beban kerjanya jelas, sebenarnya hal-hal seperti itu tidak perlu terjadi. Hal itu terkait dengan pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang salah satu tahapannya yaitu melakukan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja. Jadi kalo masih ditemukan ada PNS yang keluyuran pada jam kantor, ya bisa jadi memang pelaksanaan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja masih belum sepenuhnya diterapkan.

Tapi gua berpendapat jam kerja PNS saat ini sudah cukup. Ada beberapa instansi Pemerintah yang bahkan menambah jam kerjanya melebihi apa yang telah ditentukan. Kalo gua malah berfikir buat apa ngeributin jam kerja selama output dan outcome yang dibebankan ke mereka bisa tercapai. Di PNS pun sama juga dengan di swasta, ada target yang harus dicapai dalam pekerjaannya. Kadang juga kalau lagi sibuk-sibuknya, PNS banyak juga yang pulang malam.

So, kenapa harus diributkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun