Kasumeia Menjawab Tantangan
Berbicara tentang lokus pembangunan desa, tentu tidak dapat dipisahkan dari prioritas penggunaan dana desa itu sendiri. Ketika yang lain masih sibuk menerjemahkan apa dan untuk apa dana desa, dan ketika lembaga supradesa sekalipun masih sibuk merancang program pendampingan untuk desa, Kasumeia justru telah memiliki paradigma pembangunan kolektif-partisipatif yang bergerak linier dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Pada persinggungan inilah, dana desa tidak lagi menjadi sebuah hal yang eksklusif, namun justru menjadi pembuka jalan bagi terjalinnya konsolidasi lintassektor untuk menyusun prioritas penggunaan dana desa secara fair, dimana aspirasi setiap kelompok terwakili.
Dan Pencerah Nusantara Konawe, bangga dapat menyaksikan sinergisasi antar aktor di Kasumeia secara khusus, dan juga di Onembute secara umum. Pada satu siang di bulan Mei 2016, Bapak Taryono Sigit berkunjung ke Puskesmas Onembute untuk menyampaikan kepada Kepala Puskesmas dan tim Pencerah Nusantara mengenai rencana pelatihan peningkatan kapasitas kader posyandu desa Kasumeia. Pelatihan ini pada akhirnya diselenggarakan selama dua hari, dan seluruhnya dibiayai menggunakan dana desa. Dalam Permendes nomor 21 tahun 2015 yang mengatur mengenai Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016, khususnya pada bagian kedua (bidang pemberdayaan masyarakat) pasal 8 poin e memang ditegaskan bahwa salah satu prioritas penggunaan dana desa adalah untuk promosi dan edukasi kesehatan masyarakat serta gerakan hidup bersih dan sehat, termasuk peningkatan kapasitas pengelolaan Posyandu, Poskesdes, Polindes, dan ketersediaan atau keberfungsian tenaga medis/swamedikasi di desa.
Tidak berhenti sampai di situ, dana desa Kasumeia 2016 pun kemudian dialokasikan untuk mendanai pelatihan karang taruna dan juga kelompok tani. Sebuah manuver yang menarik bukan dari Kasumeia, khususnya dalam menempatkan pentingnya transfer ilmu serta pembelajaran di komunitas. Di antara dua belas desa yang ada di kecamatan Onembute, Kasumeia boleh berbangga karena menjadi desa pertama yang memiliki inisiatif untuk mengadakan pelatihan kader posyandu. Ketika artikel ini diturunkan, inisiatif ini terus saja memantik semangat dari desa-desa yang lain di Onembute untuk juga bergerak progresif, mendekatkan dana desa untuk isu-isu pembangunan strategis di bidang kesehatan.
Bapak Taryono Sigit bisa jadi memang terlahir sebagai penggerak lokal dan memang sudah sedari dulu begitu keren adanya. Kami, tim Pencerah Nusantara Konawe, mendapat keberuntungan ganda untuk dapat hadir di sini dan membersamai kerja-kerja cerdasnya. Â
*Penulis adalah Sarjana llmu Politik dari jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada. Saat ini bergabung sebagai Pemerhati Kesehatan untuk Tim Pencerah Nusantara Kabupaten Konawe
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H