Mohon tunggu...
Aris Sang Pencerah
Aris Sang Pencerah Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Alumni Pencerah Nusantara yang mencoba merangkai penggalan-penggalan hikmah

Pencerah Nusantara adalah gerakan sosial berbasis kolaborasi interprofesi untuk meningkatkan layanan kesehatan primer serta menumbuhkan paradigma sehat di masyarakat. Pencerah Nusantara Konawe bertugas di Puskesmas Onembute, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Anggota Tim Pencerah Nusantara Konawe (2016-2017): 1. dr.Cut Nyak Dian 2. Ns. Istiqomah NK 3. Bd. Charity Hartika 4. Aris Sujoko, SKM 5. Bunga Ramadani, S.I.P. Pencerah Nusantara Konawe dapat dihubungi melalui e-mail : pn4konawe@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sepenggal Kisah Bik Tursini Sang Dukun Bayi

22 Juni 2016   15:23 Diperbarui: 2 Juli 2016   23:35 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam sudah menunjukkan pukul 03.00 WITA. “Sudah pembukaan 8 cm”, kata Bidan Ros. Sang ibu bersalin penuh dengan keringat walaupun suasana saat itu tidak panas. Bik Tursini, dukun bayi, sudah 7 jam setia menemani sang ibu bersalin sambil membaca-baca doa. “Bibik ndak capek?”, kata bidan. “Capeknya hilang kalau ada yang bersalin gini”, kata Bik Tursini.

Bik Tursini lahir tahun 1962, mulai umur 12 tahun beliau sudah mendampingi dukun bayi senior untuk membantu persalinan. Pada awalnya tidak minat menjadi dukun namun banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan beliau untuk menolong persalinan. Mulai tahun 1986 Bik Tursini mulai menolong persalinan tanpa didampingi dukun senior. Maklum pada waktu itu belum ada bidan yang menetap di desa. Pada tahun 1991 itulah Bik Tursini terdata di Puskesmas sebagai dukun Kecamatan Onembute. Dan pada tahun 2001 baru terdapat bidan yang menetap di desa. Itupun hanya 1 bidan saja. Jadi walaupun ada bidan, pertolongan persalinan masih banyak ditolong oleh dukun.

Ibu dari Bik Tursini merupakan dukun bayi di daerah Wolasih. Dari ibunya lah Bik Tursini belajar banyak mengenai pertolongan persalinan. Sebelum menetap di Desa Kasumeia Kecamatan Onembute, Bik Tursini hidup dengan kedua orang tuanya di Desa Wolasih. Ketika pindah ke Onembute, disana sudah ada dukun bayi senior. Saat itu tidak ada yang mengenal Bik Tursini sebagai dukun bayi. Namun dikarenakan di Onembute terdapat banyak saudaranya yang mengetahui bahwa Bik Tursini mampu menolong persalinan sehingga semua saudaranya jika melahirkan selalu meminta tolong ke Bik Tursini. Dari situlah perlahan-lahan masyarakat mulai mengetahui keberadaan Bik Tursini sebagai dukun bayi. Walaupun terdapat beberapa dukun bayi senior di Onembute, namun keberadaan Bik Tursini bukan merupakan ancaman mata pencaharian. Semua dukun di Onembute saling membantu. Bila ada seorang dukun yang berhalangan untuk menolong, maka dukun lain menggantikannya.

Menjadi dukun bayi terlatih mengharuskan Bik Tursini rajin lapor ke Puskesmas setelah menolong persalinan. Puskesmas telah menyediakan blanko yang berisi keterangan tentang bayi yang ditolong. Pada saat itu Puskesmas tidak punya pilihan lain untuk penolong persalinan sebagian besar adalah dukun dikarenakan kekurangan tenaga kerja bidan dan wilayah kerja yang luas. Berbeda keadaannya dengan sekarang. Sekarang semua dukun di Kecamatan Onembute bermitra dengan Puskesmas. Tiap ada persalinan selalu ada bidan dan dukun. Bahkan bila ada ibu bersalin yang menghubungi bidan terlebih dahulu, maka bidan menghubungi dukun untuk menemaninya. Pada saat mendampingi persalinan, peran dukun memijat ibu dengan pengawasan bidan sehingga pijatan dukun tidak membahayakan sang ibu maupun janin. Selain memijat, dukun bayi biasanya membaca-baca doa yang dipercaya memperlancar persalinan. Hal itu mampu menguatkan psikologis ibu bersalin.

Bik Tursini sangat terbantu dengan adanya kemitraan bidan dan dukun. Dikarenakan hal itu mampu mengurangi tingkat stress yang dialaminya. Menjadi dukun bukan persoalan yang mudah. Sudah sering Bik Tursini dipanggil untuk menolong persalinan pada malan hari disertai hujan deras dengan jalan yang becek dan diperparah dengan jalanan yang tanpa penerangan. Dan lebih parahnya lagi Bik Tursini berangkat ke rumah ibu bersalin hanya mengendarai sepeda. Terkadang belum selesai menolong persalinan di satu tempat, sudah ada panggilan dari tempat lain untuk menolong persalinan. Pernah Bik Tursini dalam satu malam menolong 3 persalinan di 3 tempat yang berbeda dengan jarak tempuh yang jauh. 

Ya, sungguh melelahkan namun Bik Tursini telah mendedikasikan dirinya untuk menolong orang yang membutuhkan. Kelelahan yang dialami Bik Tursini sedikit terkurangi karena keberadaan suaminya yang sangat mendukung aktivitas Bik Tursini sebagai dukun bayi. Kemanapun Bik Tursini menolong persalinan, sang suami dengan ikhlas mengantarkan sang istri dengan mengendarai sepedanya.

Dalam hidupnya pernah terpikir untuk berhenti menjadi dukun bayi. Hal tersebut didasari oleh pengalamannya yang menguras tenaga dan pikiran. Pernah suatu ketika Bik Tursini menolong persalinan, sang ibu mengalami perdarahan. Bik Tursini dengan keterbatasan ilmu mengenai kandungan, mengalami stres yang luar biasa. Namun beliau mencoba bersikap tenang. Dalam kegundahan hatinya, Bik Tursini mencoba memasase perut sang ibu dan menyarankan untuk minum susu sebanyak-banyaknya. Puji syukur perdarahan pun terhenti. Ya, kita tidak bisa menyalahkan maupun membenarkan Bik Tursini dengan semua tindakannya. Keadaan memaksa beliau melakukan itu semua.

Bik Tursini meyakini bahwa kelancaran yang beliau alami selama menolong persalinan merupakan pertolongan dari Allah. Sehingga Bik Tursini selalu membaca doa saat mendampingi persalinan. Tak hanya persalinan letak kepala, Bik Tursini pernah menolong persalinan letak sungsang, distosia bahu bahkan persalinan kembar. Keberhasilan beliau dalam menolong memang penuh dengan risiko, terdapat 2 nyawa yang terancam bila persalinan mengalami kendala. Maka tak heran kini Bik Tursini bias tersenyum lega dengan adanya kemitraan bidan dan dukun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun