Mohon tunggu...
Aris Sang Pencerah
Aris Sang Pencerah Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Alumni Pencerah Nusantara yang mencoba merangkai penggalan-penggalan hikmah

Pencerah Nusantara adalah gerakan sosial berbasis kolaborasi interprofesi untuk meningkatkan layanan kesehatan primer serta menumbuhkan paradigma sehat di masyarakat. Pencerah Nusantara Konawe bertugas di Puskesmas Onembute, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Anggota Tim Pencerah Nusantara Konawe (2016-2017): 1. dr.Cut Nyak Dian 2. Ns. Istiqomah NK 3. Bd. Charity Hartika 4. Aris Sujoko, SKM 5. Bunga Ramadani, S.I.P. Pencerah Nusantara Konawe dapat dihubungi melalui e-mail : pn4konawe@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sinonggi : Anti Laper - Anti Baper

27 Mei 2016   23:29 Diperbarui: 27 Mei 2016   23:34 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini dia Sinonggi kuah ikan

Tidak lengkap proses adaptasi budaya, tanpa mencicip dan meresapi kekayaan kulinernya. Baiklah, ini dia satu postingan dari kami, yang akan membuat kamu-kamu semua, pembaca setia Kompasiana, akan segera mencatat Konawe sebagai destinasi wisata kulinermu selanjutnya. Yihaaa...... Boleh bersantap.....

Well... Tidak terasa, tim Pencerah Nusantara Konawe telah melalui minggu pertama di Onembute. Kami pun sudah mulai terbiasa (baca : menerima) segala kondisi yang ada. Air yang tidak kunjung menyala, terik matahari yang menguras persediaan baju bersih di lemari, hingga sinyal hape yang tidak juga sanggup untuk menyampaikan selfie terkini untuk pujaan hati di sudut lain negeri ini.

Tapi inilah Indonesia, dan di sinilah kami berpijak. Dan inilah saatnya kami mulai beradaptasi dengan ragam kekayaan pangan lokal.

Berbicara masalah kuliner di Sulawesi Tenggara, khususnya kuliner ala Tolaki (Tolaki adalah suku/penduduk asli yang mendiami wilayah Kendari, Konawe, dan Kolaka), sejak awal kami mendapat bocoran tentang makanan misterius bernama sinonggi. Jika Maluku dan Papua punya papeda, dan Sulawesi Selatan punya kapurung, maka Sulawesi Tenggara punya sinonggi ! Ketiganya adalah ibarat saudara sekandung berbeda domisili. Nah...kebayang kan jenis makanan seperti apa sinonggi ini. Yup, sinonggi adalah salah satu kuliner pokok yang terbuat dari pati sari sagu yang dikentalkan dengan air panas, diaduk, diaduk, dan diaduk, hingga teksturnya menyerupai lem. Tumbuhan sagu ini sendiri konon katanya banyak tumbuh dengan sendirinya di berbagai desa-desa di daerah Konawe dan sekitarnya. Just in case tidak ada beras, sagu pun jadi di sini. Malahan, sagu ini sangat aman dikonsumsi bagi penderita diabetes mellitus sekalipun.

Di sore yang (lagi-lagi) basah itu, tim Pencerah Nusantara Konawe mendapatkan kesempatan emas untuk mencicipi sinonggi perdana kami di rumah Pak Husen, kepala puskesmas Onembute. Mosonggi, itulah istilah lokal untuk menyebut kegiatan makan-makan sinonggi. Di dalam mosonggi, tentu saja yang menjadi pemeran utama adalah sinonggi itu sendiri. Sinonggi yang kental dan masih panas diletakkan di dalam baskom, ditemani dengan posonggi, dua bilah kayu berukuran sedang dengan panjang tidak lebih dari 25 cm, menyerupai sumpit. Posonggi inilah yang kemudian digunakan untuk mengambil dan memotong sinonggi sehingga lebih mudah untuk dikonsumsi. Fyi, sinonggi ini lengket.

Selain sinonggi, ada juga pendamping dan pelengkap mosonggi. Yang tersaji di meja Bapak Kapus saat itu adalah ikan tongkol kuah, sayur ubi, ikan bandeng goreng, sambal dabu-dabu, dan juga jeruk nipis (di sini biasa disebut jeruk Tolaki). Tata cara mosonggi yang disarankan, yaitu pertama tama tuangkan kuah ikan ke piring. Kenapa begitu, supaya sinonggi tidak lengket di piring. LoL. Nah, boleh setelah itu kita tambahkan perasan jeruk Tolaki, garam, dan juga sambal sesuai selera.

 Kalau kuah sudah siap, barulah kita ambil sinonggi dari baskom dengan menggunakan posonggi. Susah-susah gampang ! Sinonggi kita ambil dan putar-putar hingga membentuk bulatan, lalu kita taruh bulatan tersebut di piring. Setelah itu, masih dengan menggunakan posonggi, bulatan kita potong-potong menjadi bulatan-bulatan yang lebih kecil. Sinonggi yang sudah dipotong kecil-kecil biasanya langsung dimakan dengan cara sluuuuurp........ditelan, tanpa dikunyah. Sejatinya, orang-orang Tolaki pun biasa memakan sinonggi tanpa menggunakan sendok, tetapi langsung dengan tangan.

 Sebagai lauk, boleh tambahkan ikan kuah dan juga sayur ubi sesuka hati. Sinonggi ini dijamin nikmat, sehat, dan ngga bikin baper. Tapi hati-hati ya kalau makan sinonggi di malam hari. Bisa-bisa buang air kecil terus-terusan...hehehe.

Penasaran gimana rasanya sinonggi ? Kami tunggu kehadirannya di Konawe, dan....jangan lupa colek kami ya, Pencerah Nusantara Konawe di Puskemas Onembute !

Special thanks to Bapak Husen, Ibu Husen, dan ibu Nur (bidan koordinator) yang telah menemani kami bermosonggi ria. Beruntungnya kami bisa mencecap betapa kayanya cita rasa nusantara ini, khususnya kuliner khas Tolaki, Sulawesi Tenggara.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun