Mohon tunggu...
Priscilla Nadia Putri
Priscilla Nadia Putri Mohon Tunggu... -

Student of Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Journalism'14

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Perkembangan Jurnalisme dan Melihat Keuntungan Multimedia

10 Februari 2018   19:48 Diperbarui: 12 Februari 2018   07:56 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
marketingdirecto.com

Komunikasi pasti tak asing lagi di telinga apa lagi untuk  generasi milenialseperti kita. Atau jangan-jangan masih ada yang belum tahu generasi milenial itu apa ? Generasi milenial itu biasanya ditandai dengan adanya peningkatan penggunaan dan keakrabab dengan komunikasi, media maupun teknologi digital. Bisa disebut orang kebanyakan adalah kids jama now atau kata lainnya anak gaul kekinian.

Sebenarnya komunikasi itu sudah ada sejak jaman batu, jaman nenek moyang kita masih orang-orang purba gitu. Dulu mereka berkomunikasi lewat tulisan, pahatan di gua-gua. Komunikasi sendiri ternyata merupakan akar dari jurnalisme awal lho.

Gimana sih komunikasi jaman dahulu ?

Sejarah menjelaskan bahwa jurnalisme merupakan suatu alat pemenuh kebutuhan manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi dinilai sebagai alat penting untuk bertukar informasi sejak masa prahistoris. Komunikasi pada jaman dahulu dilakukan dengan banyak cara mulai dari dukun, peramal, orang yang berkepentingan di suatu daerah, pemuka suku adat agama dan masih banyak lagi. Lucu bukan cara penyebaran informasi dengan cara lama itu ?

Ada lagi yang tak kalah mencengangkan menurut dosen sejarah Jurnalisme informasi juga bisa di dapatkan melalui lukisan batu, reklame maupun bangunan (Aleksander Rozhkov, 2001). Namun, berkembangnya jaman kini komunikasi perlahan-lahan mulai berubah bentuknya. Dari sejak awal kehidupan manusia ada di bumi ini manusia menggunakan berbagai medium untuk berkomunikasi. Makin lama banyak orang-orang yang kemudian memindahkan bahasa, pikiran dan perasaan ke dalam catatan yang sifatnya kronikal, biografis, riwayat, sejarah, perjalanan dan masih banyak lagi.

Di fase perdagangan kemudian digerakan oleh kerajaan, di wilayah-wilayah kerajaan yang menggunakan uang (sebagai pengganti barter), selebaran--selebaran (newsletter) dibuat untuk menginformasikan barang-barang, kedatangan kapal-kapal dagang yang berlabuh, dan harga-harga yang ditawarkan. Hingga pada akhirnaya mulailah masuk jurnalisme, Sampai kemudian ketika jurnalisme ditemukan: sebagai sebuah kegiatan melaporkan berbagai kejadian/peristiwa yang terjadi di masyarakat. Namun, kemudian, dipakai sebagai alat penyalur tekanan sosial-politik. Dan, perkembangannya terkait dengan ditemukannya mesin cetak sebagai wahana yang mengganti oral, dari mulut ke mulut, ketika menyampaikan informasi (kisah-kisah kronikal, pelaporan, ataupun pamflet). Bentuk cetakan, khususnya suratkabar, merupakan awal dunia jurnalisme mengabarkan berbagai kejadian masyarakat.

Jurnalisme Mulai Berkembang

Produk pertama jurnalistik, dalam bentuk newsheet, yang bersikulasi di Roma, dinamakan Acta Diurna. Harian yang terbit pada abad ke 5 Sebelum Masehi, yang digantungkan di alun-alun kota, ini merekam segala kejadian sosial dan politik.

Pada abad pertengahan jurnalisme mengenali bentukan pengiriman laporan, tinjauan, perkabaran, dan lain-lain, yang diedarkan berbagai institusi untuk tujuan yang bersifat informatif. Fase ini dikenal sebagai masa peredaran sirkulasi flying papers. Ditemukannya proses cetak, yang mendorong mobilitas lebih jauh peredaran dan pengiriman informasi oleh I.Guttenberg pada 1440, telah menancapkan pengembangan media cetak (pers) dan, tentu saja, jurnalisme. Eropa Barat, sebagai tanah kelahiran institusi sosial "mesin pers", bisa dinilai sebagai wilayah awal pertumbuhan jurnalisme. Belgia, misalnya, menjadi tempat Niewe Tydingen (yang berarti "All news", atau kumpulan berita), suratkabar pertama diterbitkan melalui perusahaan cetak Vramma Vergevena, di Antwerp pada 1605.

Jadi jaman dahulu jurnalisme juga dipakai sebagai alat komunikasi saat perang bedannya adalah komunikasi mereka menggunakan sandi-sandi rahasia untuk saring menyerangnya.

Jurnalisme Online

Ya begitu banyak pengertiaan mengenai jurnalisme online yang muncul di permukaan. Perdebatan tentang jurnalisme online pun tak pernah ada habisnya. Jika kita lihat dari arti katanya jurnalisme merupakan pekerjaan mengumpulkan, menulis, mengedit, dan menerbitkan berita dalam berbagai media massa. Jurnalisme di era modern kini erat kaitanya dengan istilah multimedia dan online.

Istilah lain yang sering kali dikaitkan dengan jurnalistik saat ini adalah jurnalisme online. Online sendiri berasal dari kata "ON" yang artinya hidup dan "LINE" yang berarti saluran. Jadi jurnalisme onine adalah kegiatan jurnalisme yang bergantung pada koneksi jaringan internet.

Jurnalisme online, dapat digolongkan sebagai jenis keempat dari jurnalisme yang sudah ada sebelunya seperti jurnalisme cetak, jurnalisme radio dan jurnalisme televisi. Jurnalisme online dapat dikatakan jurnalisme model baru yang berkembang seiring perkembangan kemajuan teknologi. Jurnalisme online pun memiliki sifat konvensional. oleh Deuze disebut sebagai new database dimana semua sifat jurnalisme konvensional melebur menjadi satu. Menurut Deuze sendiri, sifat jurnalisme online merupakan hasil asosiasi dari media-media yang sebelumnya ada.

Jurnalisme Multimedia

Mungkin bagi sebagian orang yang belum paham akan mengatakan bahwa jurnalisme ultimedia sama dengan jurnaisme online. Tapi nyatanya berneda lho! Jurnalisme multimedia itu mengkombinasikan konten audio, video, foto, teks, dan animasi grafis menjadi satu kemasan (Kurniawati, 2013). Bisa dibilang bahwa jurnalisme multimedia sifatnya lebih luas bila dibandingkan dengan jurnalisme online karena jurnalisme multimedia memuat lebih banyak "tools" dan bisa melakukan interaksi dengan pembacanya. Berbeda dengan online yang hanya mengkombain gambar dan tulisan.

Masih penasaran dong jurnalisme jaman old dan jaman now ? Bisa klik video di bawah ini supaya kamu lebih paham lagi deh!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun