Mohon tunggu...
Priscilla Nadia Putri
Priscilla Nadia Putri Mohon Tunggu... -

Student of Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Journalism'14

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pembauran Konten Jurnalisme dan Multimedia

29 Januari 2018   10:50 Diperbarui: 5 Februari 2018   07:40 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Mungkin bagi anda yang menginginkan angin segar untuk mendapatkan sebuah informasi, saat inilah anda dapat menemukannya. Informasi berupa teks, radio serta televisi yang mungkin sudah anda anggap membosankan kini telah bertranformasi menjadi lebih menarik. Mutlimedia ibaratkan master dari segala presentasi penyebaran informasi dalam bentuk apapun. 

Multimedia memiliki peranan penting dalam perkembangan penyebaran informasi kepada orang banyak mulai dari mulai hiburan sampai dengan pendidikan. 

Apa itu Multimedia ?Jika kita mendengar kata multimedia akan terbesit tentang sesuatu hal yang lebih kekinian. Ya betul! Multimedia hampir mirip dengan jurnalisme online tetapi memiliki perbedaan yang ternyata signifikan.

Apa sih Multimedia ?

Multimedia merupakan sebuah  pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pengguna melakukan navigasi dan berinteraksi dengan aplikasi tersebut (Sari, Tresnawati, Hakim, 2014). Sedangkan menurud Vaughan (2011) dalam Sugandi (2012) ia mengemukakan bahwa multimedia adalah sebuah kombinasi yang saling berkaitan dari teks, foto dan gambar, suara, animasi dan video yang dimanipulasi secara digital. Multimedia sendiri mengacu pada penggunaan media elektronik untuk disimpan kemudian dibagikan. 

Mungkin bagi kalian yang pernah mengetahui jurnalisme online akan bertanya-tanya bukan apa sih bedanya dengan jurnalisme mukltimedia? Untuk lebih memahaminya saya akan membantu kalian untuk mebedakannya. 

Apa itu Jurnalisme Online ?

Jurnalisme sendiri berarti pekerjaan mengumpulkan, menulis, mengedit, dan melaporkan berita kepada khalayak. Seiring berjalannya waktu, penyampaian berita tersebut tidak hanya dilakukan melalui media cetak, melainkan penyiaran (televisi dan radio). Online berarti bahasa internet yang berarti informasi dapat diakses di mana saja dan kapan saja selama ada jaringan internet. Dengan begitu jurnalisme online di sini dapat diartikan sebagai media baru dalam perubahan jurnalistik, di mana berita tersebut dapat diakses di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja, asalkan masih ada dalam jaringan internet.

Sejarah Media Online

Lahirnya media online pertama kali berasal dari Amerika pada pertengahan tahun 1990-an. Koran pertama di daerah Amerika meluncurkan sebuah situs online dari versi cetaknya yaitu Chicago Tribune pada bulan Mei 1992. Di Indonesia media online pertama  adalah Detik.com, portal berita online ini berfokus memberitakan sebuah peristiwa melalui situs onlinenya.Pada awalnya situs online di Indonesia hanya digunakan untuk memindahkan berita versi cetaknya ke portal onlinenya saja. Koten yang dimuatpun tidak memiliki perbedaan dengan versi cetaknya, berbeda dengan Detik.com ia tidak hanya memindahkan berita dari versi cetak ke online akan tetapi langsung membagikan informasi ke situs onlinenya. Awalnya Detik.com memiliki versi cetak namun tidak bertahan lama dan ditutup hingga kini Detik.com hanya memiliki versi online saja. 

Masyarakat pada era pasca orde baru mulai lebih melirik  media online karena adanya kejenuhan pembaca terhadap berita-berita yang disajikan secara konvesional. Disisi lain masyarakat mulai melihat bahwa media online memiliki sebuah peluang bisnis yang lebih mengiurkan. Biyaya produksi media online terhitung lebih murah dibandingkan dengan media konvensional seperti surat kabar. 

Meledaknya media online di Indonesia membuat banyak orang mulai berlomba-lomba mendirikan media onlinenya. Satu persatu media online mulai bermunculan, disinyalir orang-orang berlomba-lomba untuk mencai keuntungan. Namun prediksi itu salah pada tahun 2003 media online tersebut secara satu-persatu mulai tutup. Sekitar 500-an media online yang ada di Indonesia tersebut tidak bertahan lama dan berujung pada gulung tikar. 

Media online seperti Satunet.com, berpolitik.com, astaga.com, satuwanita.com dan masih banyak lagi mulai tak tampak lagi dipermukaan.Jika kita membicarakan tentang media online tentunya tidak lepas dari sebuah aktivitas jurnalistik.  Kedua hal tersebut memang tidak dapat dipiahkan dan sangat erat hubungannya. Mengapa demikian? Karena konten-konten yang tersaji dalam sebuah media massa merupakan hasil dari produksi kegiatan jurnalistik. Tentunya media online pun memiliki sejarah menarik tersendiri yang perlu kita ketahui.

Bagaimana Jurnalisme Online mulai masuk Indonesia ?

Jurnalisme online sendiri mulai ada di Indonesia mulai tahun 2000an. Jurnalisme online di Indonesia diawali dengan pemberitaan mundurnya Soeharto dari kursi presiden pada tanggal 21 Mei tahun 1998. Berita-berita ini tersebar melalui mailing list yang dikala itu terkenal dikalangan mahasiswa dan aktivis. Media online Indonesia pertama kali hadir sama persis dengan versi cetaknya, tidak ada pembedaan dari konten isinya sama sekali. Kemudian pada awal tahun 1998 akhirnya muncul media online yang menyajikan informasi atau berita secara real time.

Pada tahun 2000-an mulailah bermunculan situs-situs pribadi yang menyajikan dan membagikan laporan jurnalistik yang dikenal dengan istilah webblog, websideblog atau blog. Nah itu dia sekilas tentang perkembangan jurnalisme media online. Hingga saat inipun semakin banyak media online yang bermunculan dan seperti yang kita tahu bahwa media online tidak memiliki batasan-batasan tertentu dalam menggunakannya. Maka dari itu kita sebagai pembaca harus pandai-pandai dalam mencari dan memahami isu-isu atau informasi yang dibagikan.

Lalu apa bedannya Jurnalisme Online dan Multimedia ?

Disimpulkan dari dua pengertian diatas bahwa jurnalisme multimedia merupakan konten yang mengkombinasikan audio, video, foto, teks, dan animasi grafis menjadi satu kemasan (Kurniawati, 2013). Bisa dibilang bahwa jurnalisme multimedia sifatnya lebih luas bila dibandingkan dengan jurnalisme online karena jurnalisme multimedia memuat lebih banyak "tools" dan bisa melakukan interaksi dengan pembacanya. Sedangkan jurnalisme online hanya berbentuk tulisan dan disertai gambar. Secara psikologis, orang akan lebih tertarik untuk membaca berita yang dilengkapi dengan gambar, animasi maupun video karena dinilai lebih menarik daripada sekadar membaca tulisan, terutama bagi kaum remaja.

Jurnalisme multimedia ada dan berkembang karena adanya internet yang semakin canggih dan memadai sehingga perusahaan media berusaha untuk menciptakan "inovasi" dalam menarik minat pembaca. Selain teknologi internet dan web, jurnalisme multimedia tidak akan muncul tanpa digitalisasi teknologi fotografi. Terutama sejak munculnya kamera DSLR tahun 1999 dan pada tahun 2008 dengan fitur perekam video berkualitas HD. Sejak saat itu, jurnalisme multimedia marak dan semakin berkembang. Menurut McAdams (2005) dalam Kurniawati (2013) bentuk teknologi terakhir adalah perangkat lunak yang awalnya digunakan untuk memproduksi jurnalisme multimedia yaitu Macromedia Flash. 

Tanpa adanya Flash, audio, video, foto, teks, dan animasi tidak dapat digabungkan menjadi satu produk.Sejarah MultimediaJurnalisme multimedia pertama kali dikenal saat gempa bumi melanda sebuah kota di utara India pada tahun 2001. Ketika media-media lain hanya menampilkan artikel berita dengan gambar, Associated Press (kantor berita yang bermarkas di New York) mengemas pemberitaan bencana gempa ini dalam bentuk audio-photo slide show. Sejak saat itu mulai banyak media yang menampilkan jurnalisme multimedia ke dalam kontennya. 

Di Indonesia, tampilkan ini mulai diterapkan Harian Kompas dengan proyeknya yang bernama Ekspedisi Cincin Api, harian Media Indonesia, majalah Detik, majalah Tempo dan media besar lainnya. Tampilan jurnalisme multimedia biasa dipublikasikan melalui web berita, web resmi kantor berita maupun melalui alat komunikasi mobile seperti smartphone dan tablet PC. (Kurniawati, 2013).

Fitur dalam multimedia

Penyajiannya dapat dilihat dalam proyeksi atau dimainkan dalam bentuk media player. Kemudian siarannya bisa dalam bentuk rekaman maupun langsung.  Rekaman tersebut dapat disimpan atau didownload atau dialirkan menggunakan saluran atau jaringan internet. Penyajian informasi menggabungkan beberapa konten di dalamnya yang mengacu pada orientasi penemuan datanya.

Kemudian apa sih tujuan adanya jurnalisme multimedia?

Jadi dapat disimpulkan multimedia adalah penyebaran informasi dengan menghadirkan penggabungan konten yang menarik. Adanya penggabungnan konten tersebut memiliki tujuan agar pembaca atau pencari informasi tidak merasa bosan. Hadirnya audio visual pun membuat lebih terkesan menarik dan dapat membuat audince lebih paham misalnya dengan adanya ilustrasi yang disajikan.

mau lebih jelas? bisa simak video berikut!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun