Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam Program Pengabdian Masyarakat (PMM) Kelompok 80 gelombang 3 mengadakan salah satu program utama yakni mengajak sekaligus mengedukasikan kepada anak-anak TPQ tentang cara membuat handsanitizer berbahan dasar alami yakni dengan daun sirih dan jeruk nipis. Program ini dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Agustus 2020.
Mahasiswa yang melaksanakan kegiatan PMM (Pengabdian masyarakat oleh mahasiswa) Bhaktimu Negeri ini tergabung ke dalam kelompok 80 gelombang 3 yang beranggotakan diantaranya Warosatul Hayani, Baiq Septin Nusivera, Siti Hanifa Rahmah, Nuri Hikmayanti dan Aro Sikkatut Thoyyibah. Serta dosen pembimbing lapang Novita Ratna Satiti, S.E., M.M.
Bermula dari sulitnya memperoleh cairan pembersih tangan yang berbahan kimia dan memiliki harga yang tergolong mahal. Daun sirih juga dikenal sebagai bahan alami antiseptik. Hal ini juga didukung oleh masyarakat Desa Teros yang dominasinya menanam daun sirih di pekarangan rumah mereka. Sehingga itu dapat mempermudah mereka untuk membuat handsanitizer di rumah. Bahan dasar pembuatan handsanitizer ini sangat mudah didapatkan di pasararan. Selain daun sirih dan jeruk nipis, bahan lainnya bisa berupa lidah buaya yang dapat di gabungkan bersama rebusan daun sirih.
Cara membuat handsanitizer dari jeruk nipis dan daun sirih sangatlah mudah. Berikut bahan-bahan, alat-alat dan cara pembuatannya :
- 50 lembar daun sirih
- 20 ml perasan jeruk nipis
- 500 ml air
- Ekstrak lidah buaya (jika perlu)
Alat-alat :
- Pisau
- Sendok besar
- Talenan
- Corong
- Gelas ukur
- Saringan
- Panci
- Botol spray kosong
Cara pembuatan :
- Daun sirih dicuci bersih, kemudian ditiriskan, lalu dipotong kecil-kecil.
- Rebus air hingga mendidih, kemudian masukan daun sirih.
- Setelah 10 menit, angkat air rebusan daun sirih, kemudian dinginkan.
- Setelah itu saring air rebusan daun sirih, lalu campurkan dengan 20 ml perasan jeruk nipis.
- Tambahkan ekstrak lidah buaya jika diperlukan.
- Masukan hasil campuran ke dalam botol spray siap pakai.
Kami memilih anak-anak sebagai sasaran kegiatan ini karena anak-anak memiliki potensi yang besar untuk terkena virus, dikarenakan anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di luar ruangan tanpa menerapkan protocol kesehatan. Selain itu juga diharapkan nantinya bermula dari anak-anak, pengetahuan tentang pembuatan handsanitizer ini dapat diterapkan juga oleh orang dewasa.
“motivasi kami supaya anak-anak bisa memproduksi sendiri, karena bahan-bahan yang dibutuhkan sangat mudah untuk di temukan dan juga cara pembuatannya yang tergolong mudah, kata Hanifa selaku salah satu anggota kelompok PMM 80.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H