Mohon tunggu...
PMM Kel9 Gel18 UMM
PMM Kel9 Gel18 UMM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa

Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang Kelompok 9 Gelombang 18 Yayasan Al-Ma'un, Desa Ngajum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswi PMM UMM: Meningkatkan Minat Kesusastraan Santri di Yayasan Al-Ma'un, Kabupaten Malang

14 Januari 2022   10:43 Diperbarui: 14 Januari 2022   10:51 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumen Prib. bermain drama)

Suatu karya sastra adalah sebuah bentuk ungkapan perasaan seseorang yang nantinya di tuangkan ke dalam karya miliknya, baik itu dari segi tulisan ataupun cerita yang telah dikemas dengan menarik. Suatu karya sastra akan hilang keberadaannya jika tidak di abadikan dengan cara mengapresiasikannya. 

Maka dari itu, 5 Mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia dari Universitas Muhammadiyah Malang, yang tergabung dalam kelompok 9, gelombang 18 ini melakukan kegitan pendampingan belajar dengan memberikan penjelasan terkait karya sastra yang berupa, pemberian materi pantun, drama, dan puisi berantai. Kegiatan ini adalah bentuk pengabdian kami kepada masyarakat, atau yang biasa disebut dengan PMM.

Kegitan PMM adalah suatu kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa yang memiliki tujuan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat. Kegiatan ini adalah suatu bentuk kegiatan pengganti KKN (Kulih Kerja Nyata) yang, dimana kegiatan KKN tidak dapat berjalan dengan lancar, karena adanya penyebaran Covid-19. PMM yang kami lakukan berlokasi di Yayasan Al-Ma'un, Desa Ngajum, Kabupaten Malang.

Kegiatan yang diadakan oleh kelompok 9 terkait pelestarian suatu karya sastra adalah dengan memberikan pendampingan belajar, dan memberikan materi terkait pantun, puisi dan drama, yang nantinya telah dikemas dengan menarik agar menarik perhatian para santri di sana. Di mana dalam pembelajaran pantun ini, berisikan penjelasan pengertian pantun dan strukturnya. 

Dalam hal ini, untuk menarik perhatian santri, maka kami menyediakan game Quiz setelah adanya penjelasan. Tidak hanya itu, kami juga melibatkan santri di sana untuk berpartisipasi dalam membacakan salah satu contoh pantun di depan teman-teman lainnya. 

Hal ini bertujuan untuk melatih keberanian para santri dalam berbicara di depan umum, melihat masih banyak santri yang malu untuk berbicara di depan umum. 

Hal ini disampaikan oleh Ririn selaku santriwati di sana, ia mengatakan bahwa "beberapa santri memang sedikit pemalu, dan kurang percaya diri jika disuruh membaca di depan dengan suara yang lantang". 

Melihat hal tersebut, mahasiswa PMM berinisiatif untuk memberikan satu bungkus snack bagi santri yang mau membaca pantun yang telah disediakan di depan. Hal ini dilakukan agar para santri dapat termotivasi untuk belajar percaya diri.  

Gambar 2. Pembelajaran Drama (dokpri)
Gambar 2. Pembelajaran Drama (dokpri)
Metode pembelajaran ini tidak hanya diterapkan pada pembelajaran pantun saja, namun berlaku juga pada pembelajaran drama. Kata drama berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti 'Gerak' Di mana dalam tontonan drama lebih menonjolkan gerak gerik pemain dalam memperagakan cerita yang tertulis dalam naskah. 

Dengan demikian, penonton dapat langsung mengikuti dan menikmati cerita tersebut. Pada pembelajaran drama ini, akan dijelaskan terkait apa itu drama kepada santri di sana. Tidak hanya itu, adanya pemberian contoh drama oleh Mahasiswa PMM, dapat dijadikan acuan berdialog dan bermain peran yang baik dan benar. 

Di dalam pembelajaran drama, para santri di sana juga akan dilatih berekspresi sesuai dengan naskah yang dibawakannya. Meskipun dalam hal ini, cukup sulit untuk dilakukan karena masih banyak santri yang masih malu-malu dan tidak dapat mendalami peran yang dimainkan. 

Hal ini di sampaikan oleh Eka, selaku santri di Yayasan Al-Mau'un. Namun, berkat adanya dorongan dari Mahasiswa PMM, maka beberapa santri dapat memainkan drama pendek di depan.

Gambar 3. Pembelajaran Puisi Berantai (dokpri)
Gambar 3. Pembelajaran Puisi Berantai (dokpri)
Puisi berantai adalah suatu gabungan yang dapat tergabung dengan beberapa puisi. Puisi berantai ini dibacakan oleh beberapa orang dengan membawa peran yang berbeda-beda. 

Namun, meskipun beberapa puisi tersebut memiliki tema yang berbeda, puisi-puisi tersebut dapat tergabung menjadi sebuah percakapan yang mengundang gelak tawa. 

Untuk memberikan pembelajaran terkait puisi berantai ini, maka Mahasiswa PMM memberikan tayangan Puisi berantai  kepada para santri. Tayangan ini diberikan agar para santri tidak bosan dalam menyimak tayangan puisi berantai tersebut. 

Di sela-sela tayangan puisi, juga diberikan tontonan yang mengedukasi sekaligus menarik bagi para santri, seperti "Bahaya bermain handphone, pentingnya menjaga kebersihan, serta pola hidup sehat". 

Tujuan yang melandasi pemberian materi ini adalah untuk mengenalkan sastra kepada para santri di Yayasan Al-Mau'un, selain itu untuk melihat minat santri terhadap suatu karya sastra. Karena dalam hal ini, pada akhir acara PMM akan diadakan perayaan penutupan dengan membacakan puisi berantai oleh para santri. Diharapkan setelah diberikan pembelajaran dan contoh Puisi berantai, para santri dapat tampil dengan maksimal.

Gambar 4. Penampilan puisi berantai (dokpri)
Gambar 4. Penampilan puisi berantai (dokpri)
Penutupan acara PMM ini dilakukan pada tanggal 13 Januari 2022 di mana dalam penutupan ini, Mahasiswa PMM mempersembahkan penampilan mendongeng dua cerita rakyat yang berjudul "Keong Mas dan Bawang Putih dan Bawa Merah" di mana dalam hal ini, mahasiswa PMM juga mengajak adik-adik yayasan untuk menampilkan puisi berantai yang telah di ajarkan oleh Mahasiswa PMM kepada adik-adik. 

Seiring berjalannya waktu, dan beberapa materi mengenai sastra ini kami berikan, nampaknya minat sastra adik-adik yayasan telah tumbuh, hal ini dilihat dari bagaimana respon yang mereka berikan ketika ditunjuk untuk tampil membawakan puisi berantai, sesuai dengan yang disampaikan oleh adik Jojo "Saya mau kak untuk membawakan puisi berantai". 

Sedangkan untuk adik Tata dan Ririn, pada saat ditunjuk, mereka bersedia dan tidak menolak hal tersebut. Penampilan puisi berantai ini ditampilkan oleh adik Jojo sebagai Pendekar, adik Tata sebagai Maling, dan adik Ririn sebagai Ustadz. 

Dalam penampilan ini, adik-adik yayasan telah tampil secara maksimal dan percaya diri, dilihat dari bagaimana kostum yang adik Ririn gunakan. Dia menggunakan sarung dan peci layaknya seorang Ustadz, dan dia tidak malu dilihat oleh teman-temannya. Tidak hanya itu, pada saat puisi berantai tersebut dibawakan, adik-adik yayasan yang lain ikut menyimak dan tertawa akan puisi berantai tersebut.

(Dokumen Prib. bermain drama)
(Dokumen Prib. bermain drama)

  (Dokumen Prib. Antusiasme santri dalam belajar pantun)
  (Dokumen Prib. Antusiasme santri dalam belajar pantun)

 (Dokumen Prib. Belajar pantun)
 (Dokumen Prib. Belajar pantun)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun