Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kelompok 9 gelombang 18 yang sedang mengikuti Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) di Panti Asuhan Al Ma'un yang terletak di Desa Ngajum, membuat ramuan alami dari daun sirih sebagai solusi atasi penyakit gatal menular scabies pada hari Kamis, 27 Desember 2021. Adanya kegiatan ini dilatar belakangi oleh kondisi para santri di lingkungan Yayasan Al-Ma'un yang masih kurang sadar akan pentingnya kebersihan. Para santri yang mayoritasnya laki-laki ini kerap kali bermain ke area persawahan terdekat dan enggan melakukan bersih diri dengan rutin. Karenanya, mereka terkena penyakit gatal yang biasa disebut scabies.
Melihat kondisi para santri yang semakin parah karena semua telah terpapar bakteri scabies ini, kami tergerak untuk membuat ramuan alami dari daun sirih yang digunakan untuk mandi. Daun sirih menjadi tumbuhan yang kami gunakan karena mengandung senyawa antibakteri, anti protozoa, dan antijamur yang bermanfaat untuk menyembuhkan gatal-gatal. Selain itu, daun sirih juga tumbuh subur di Desa Ngajum. Sehingga jika kegiatan PMM kami selesai, para santri dapat merebusnya sendiri untuk rutin digunakan setiap hari.
Pembuatan ramuan sirih untuk membasmi  gatal-gatal ini sangat mudah, di antaranya yaitu kami memetik sirih dengan jumlah banyak, kemudian dicuci hingga bersih agar bakteri ataupun ulat yang menempel hilang.
Tahap selanjutnya, setelah pembersihan daun sirih yaitu kami rebus dengan air mendidih selama kurang lebih 3 jam agar kandungan dalam daun sirih tercampur baik dengan air. Dalam proses perebusan ini, kami beri garam dengan jumlah banyak agar khasiat ramuan alami ini semakin nyata. Kami menggunakan garam sebagai bahan campurannya karena air garam bersifat antiseptik, sehingga mampu menghalau mikroorganisme patogen, termasuk yang kerap menginfeksi kulit hingga menyebabkan gatal-gatal, seperti halnya jamur, bakteri, parasit, hingga virus.
Setelah 3 jam daun sirih direbus, kami diamkan hingga dingin untuk dipindahkan ke dalam botol besar tertutup agar mempermudah penyimpanan dan penggunaannya. Selain itu botol tertutup juga dapat meminimalisir masuknya bakteri ke dalam rebusan air sirih. Air sirih ini akan digunakan untuk memandikan para santri di yayasan Al-Ma'un.
      Ketika menggunakan rebusan air sirih, kami mengutamakan untuk menyiram bagian yang terserang gatal seperti di bagian tangan dan kaki. Rebusan air sirih digunakan di tahap terakhir setelah proses mandi menggunakan sabun dan air biasa selesai. Tujuannya supaya khasiat dari sari daun sirih bertahan dan maksimal dalam mengobati gatal yang dialami oleh para santri.
Memandikan para santri di yayasan Al-Ma'un menjadi rutinitas sehari-hari bagi kami. Hal ini termasuk ke dalam program yang kami laksanakan dengan tujuan untuk memberikan kesadaran akan kebersihan diri dengan cara rutin mandi 2 kali sehari serta rajin mencuci tangan dan kaki. Namun tidak ada yang mudah dalam usaha ini. Para santri sering menolak untuk mandi karena beberapa bagian di tubuhnya luka akibat gatal yang menyerang anggota tubuh mereka. Hal itu tidak menyurutkan semangat kami untuk terus berupaya mengobati keadaan para santri dengan memberikan obat yang telah disarankan oleh dokter kulit dan rutin menaburkan bedak gatal ke tubuh mereka setelah mandi. Bedak gatal juga kami taburkan di tempat para santri tidur supaya bakteri-bakteri yang ada pada tempat tidur mati sekaligus rutin menyemprotkan sanitizer.