Mohon tunggu...
pmmbhaktikunegerikelompok26
pmmbhaktikunegerikelompok26 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Kelompok PMM dari Universitas Muhammadiyah Malang yang beranggotakan 5 orang, yaitu Nirmala Eka Choiru Awwalin , Elok Febrianti, Nathamia Faridhatul Zahwa, Aisyah Azzahra Maharani, dan Faidatul Ummah Al Hikmah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Tanaman Jagung untuk Mancegah Tingginya Angka Stunting di desa Jiwut kab. Blitar oleh Mahasiswa PMM UMM

17 Agustus 2024   13:27 Diperbarui: 20 Agustus 2024   23:36 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 melakukan penyuluhan ke masyarakat  (dokpri)

Stunting adalah kondisi dimana pertumbuhan anak terhambat, biasanya diukur melalui tinggi badan yang lebih rendah dari standar usia anak-anak. Peristiwa ini disebabkan oleh kekurangan nutrisi, penyakit infeksi, dan faktor lingkungan yang buruk. Stunting dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak, berpotensi menghambat prestasi akademis dan juga kemampuan kerja di masa depan anak. Beberapa negara berkembang, stunting ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup signifikan. Terutama di negara indonesia, angka stunting di indonesia masih tinggi dan perlu adanya upaya untuk menurunkannya, pada kabupaten Blitar bertepatan di daerah desa Jiwut sendiri terdapat 20,3% mengalami stunting. 

"angka stunting di desa ini masih banyak dan masih belum teratasi" ucap kepala desa, Bapak Yanwar.

Setelah mendengar penjelasan dari bapak kepala desa mengenai kesehatan yang ada di desa, kami tim Pengabdian masyarakat oleh mahasiswa (PMM) kelompok 26 gelombang 4 dari Universitas Muhammadiyah Malang yang beranggotakan 5 orang dari jurusan Ilmu Keperawatan membuat kegiatan untuk pencegahan stunting dengan berinovasi mengelola bahan dasar jagung di desa Jiwut kecamatan Nglegok  kabupaten Blitar. 

Kegiatan ini  dimulai  dengan melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang stunting dan pengenalan sesuatu inovasi terbaru mengenai pemanfaatan tanaman jagung untuk mencegahnya terjadinya stunting. Pada daerah ini mayoritas penduduknya berprofesi menjadi petani, sehingga kita dapat memanfaatkan hasil panennya untuk menjaga kesehatan salah satunya yaitu jagung. Manfaat jagung sendiri itu sebagai sumber nutrisi, yang mengandung kaya serat, vitamin A, vitamin C, magnesium, serta antioksidan yang dapat membantu meningkatkan kesehatan pencernaan, menjaga kesehatan jantung, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jagung juga menjadi sumber energi, dapat membantu melancarkan pencernaan, mencegah sembelit dan menjaga kesehatan mata.  

memberikan sampel puding jagung (dokpri)
memberikan sampel puding jagung (dokpri)

  ibu-ibu menyuapi puding jagung ke anaknya (dokpri)
  ibu-ibu menyuapi puding jagung ke anaknya (dokpri)

Kita mengenalkan puding jagung kepada masyarakat dan mendemonstrasikan cara membuat puding jagung agar masyarakat  bisa membuat secara mandiri di rumah masing-masing. 

Berikut ini cara membuat puding :

1.      Saringan

2.      Blender

3.      Panci

4.      gelas takar

bahan:

1.      jagung manis

2.     gula

3.      susu kental manis

4.      agar-agar tanpa rasa (plan)

langkah-langkah :

1. Masukan jagung yang telah dipotong ke dalam blender kemudian tambahkan air 350 ml setelah itu tekan tombol On, tunggu hingga halus.

2.  Setelah halus pindahkan kedalam panci sambil disaring menggunakan saringan.

3. Tambahkan susu kental manis dan gula secukupnya, aduk hingga rata.

4. Tambahkan agar-agar dan aduk hingga merata.

5. Nyalakan kompor dan aduk sampai merata, jika sudah matang langsung pindahkan ke dalam wadah yang sudah disediakan.

6. Tunggu hingga dingin, jika sudah puding siap disajikan.

mendemostrasikan pembuatan puding jagung (dokpri)
mendemostrasikan pembuatan puding jagung (dokpri)

Harapan kami setelah mengenalkan cara untuk mencegah terjadinya stunting di desa Jiwut  dengan Pemanfaatan tanaman jagung yang diolah menjadi sebuah pudding yang cukup banyak disukai oleh anak-anak. Maka dari itu, masyarakat bisa mencoba membuat secara mandiri dan menerapkannya. Guna bisa menjadi sebuah inovasi dan kreativitas  untuk membantu mengurangi tingkat angka stunting di desa Jiwut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun