Mohon tunggu...
PMM 93 Gelombang 5
PMM 93 Gelombang 5 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PMM

Kami adalah mahasiswa PMM yang dikenal sebagai Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa yang berjumlah 5 orang. Kami melakukan PMM tepatnya di Desa Oro-Oro Ombo, Kota Batu, Jawa Timur. Kami didampingi oleh DPL Ibu Indri Wahyuningsih, S.Kep, Ns., M.Kep.

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Mahasiswa PMM UMM Kelompok 93 GELOMBANG 5: Upaya Peningkatan Motorik Halus, Kreativitas dan Kewirausahaan Anak-anak di TPQ Sunan Kalijaga, Kota Batu

24 Agustus 2024   16:03 Diperbarui: 24 Agustus 2024   16:07 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.4 Membuat tempat pensil dari stick ice cream bersama anak-anak TPQ (dokpri)

Para mahasiswa PMM UMM Kelompok 93 Gelombang 5 yang beranggotakan Aurelia Keyko Putri Wibowo sebagai koordinator kelompok dari prodi Bahasa Inggris/Eled, Cyntia Intan Yuniar Hadiyono sebagai sekretaris dari prodi PPKn, Zulfa Iklima Rufiatur Rahil sebagai bendahara dari prodi PPKn, Faza Nur Amelia Arifin sebagai PDD dari prodi Psikologi dan Wulan Imania Putri sebagai humas dari Psikologi. Pada PMM (Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa) yang dilakukan mahasiswa UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) kali ini dibimbing oleh Ibu Indri Wahyuningsih, S.Kep. Ns., M.Kep yang juga termasuk salah satu Dosen Keperawatan yang mengajar di Kampus 2 UMM. Kami melakukan kegiatan pengabdian tepatnya di TPQ Sunan Kalijaga, Desa Oro-Oro Ombo, RW.02, Kota Batu, Jawa Timur, Indonesia. Sasaran kami adalah anak-anak usia sekolah dasar di Desa Oro-Oro Ombo ini.

Gambar 1.1 Pemberian Piagam pada TPQ Sunan Kalijaga (dokpri)
Gambar 1.1 Pemberian Piagam pada TPQ Sunan Kalijaga (dokpri)

Meronce adalah seni membuat berbagai bahan berlubang dengan benang atau tali. Kegiatan ini bermanfaat bagi perkembangan anak, terutama dalam mengasah keterampilan motorik halus mereka, selain menghasilkan barang-barang hias seperti kalung dan gelang. Sumantri (2005) menggambarkan meronce sebagai proses pengembangan motorik halus yang terjadi di taman kanak-kanak (TK). Anak-anak menggunakan tali atau benang untuk menguntai dan menyusun bahan-bahan yang berlubang menjadi satu kesatuan. Selain itu, kegiatan ini memperhatikan elemen visual seperti warna, bentuk, dan ukuran, yang membantu anak belajar tentang komposisi dan irama seni.

Kematangan otot dan syaraf mengikuti perkembangan motorik. Perkembangan motorik anak termasuk motorik kasar dan halus. Motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan, yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan untuk mengerjakan suatu objek. Keterampilan motorik halus juga memerlukan koordinasi mata-tangan, seperti kecermatan, kecepatan, dan pengendalian gerak. 

Kemampuan motorik halus dapat ditingkatkan dengan meronce menggunakan manik-manik berukuran besar, sedang, dan kecil. Lalu juga dapat meningkatkan kemampuan dalam kegiatan yang menggunakan jari-jemari, seperti mengambil benda dengan jari, memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain, memasukkan dan mengeluarkan benda dari wadah, seperti mengambil manik-manik. Dengan meronce ini, Anak menggunakan keterampilan jari-jemari untuk mengaitkan tali benang pada manik-manik tersebut. Dalam hal ini, tentunya dapat meningkatkan perkembangan motorik halus dari anak.

Gambar 1.2  Hasil meronce bersama anak-anak TPQ  (dokpri)
Gambar 1.2  Hasil meronce bersama anak-anak TPQ  (dokpri)

Gambar 1.3 Meronce bersama anak-anak TPQ (dokpri)
Gambar 1.3 Meronce bersama anak-anak TPQ (dokpri)

Gambar 1.4 Membuat tempat pensil dari stick ice cream bersama anak-anak TPQ (dokpri)
Gambar 1.4 Membuat tempat pensil dari stick ice cream bersama anak-anak TPQ (dokpri)

Pada kegiatan ini kami mengobservasi bahwa anak-anak di TPQ dapat mengembangkan siklus kemampuan motorik halusnya salah satunya dengan meronce. Dalam meronce ini anak-anak di TPQ juga memiliki kemampuan kreativitas yang bagus. Setiap anak dapat mengkreasikan kreativitasnya melalui setiap rangkaian manik-manik mutiara yang berwarna warni dan cantik. Kemudian anak-anak mulai merangkai manik-manik tersebut menjadi gelang dengan cara meronce. Dengan begini anak-anak di TPQ dapat meningkatkan kemampuan motorik halusnya dengan baik. Selain anak-anak putri TPQ meronce, anak-anak putra membuat tempat pensil dengan menggunakan stick ice cream. Tentu Kami mendampingi dan mengawasi mereka dengan baik serta mengajari bagaimana cara meronce serta cara membuat tempat pensil dari stick ice cream. Kami membuat beberapa kelompok dan setiap anggota dari kami mendampingi setiap kelompok anak-anak tersebut.

Gambar 1.5 Akun marketplace manik mutiara TPQ (dokpri)
Gambar 1.5 Akun marketplace manik mutiara TPQ (dokpri)

Selain kami melatih motorik halus dan kreativitas anak-anak TPQ, kami juga mulai berpikiran untuk membuatkan promosi dalam menambah ekonomi mereka.  Cara yang kami gunakan yaitu dengan menjual hasil dari meronce seperti gelang, kalung, hiasan handphone melalui marketplace seperti Shopee. Kami menjual gelang hasil meronce dengan harga Rp2.500 diakun shopee yang sudah kami buat secara bersama.

Dengan ini, kami harap dengan adanya kegiatan yang telah dilakukan tersebut bisa bermanfaat bagi anak-anak TPQ Sunan Kalijaga di Desa Oro-Oro Ombo, terutama dalam meningkatkan kemampuan motorik halusnya, kreativitas dan inovasinya, serta meningkatkan kewirausahaan dengan jual beli via marketplace di Shopee. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun