Siapa yang tak mengenal tahu, salah satu olahan kedelai yang cukup terkenal selain tempe. Tahu sudah dikenal di kalangan masyarakat sebagai makanan yang cukup digemari di masyarakat. Tak hanya murah, tahu merupakan makanan yang enak serta dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan lezat. Bapak Haryanto salah satu pengrajin tahu yang ditemui oleh Zepta Rahmawan Putra, Lia Novita Sari, Varadita Aurendy, Diyana Rossa Fadhilla, Diebolt Radian Ramadhika selaku anggota gelombang 4 kelompok 77 tahun 2024 tim Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktiku Negeri dengan Dewan Pembimbing Lapangan bernama Ibu Gina Harventy., M.Si., Ak., CA dari Universitas Muhammadiyah Malang. Beliau merupakan pengrajin tahu yang berada di Desa Lemper, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
BERMODALKAN KEYAKINAN
Sudah sejak tahun 2008 Bapak Haryanto menekuni usaha tahu yang dimilikinya. Berawal dari rasa keputus-asaan Bapak Haryanto untuk mencari pekerjaan dan merasa pendapatan menjadi kurir tahu tidak sebanding dengan usahanya. Kemudian muncul ide untuk memulai membuka usaha pabrik tahu sendiri.
Bermodalkan keyakinan akan pengalaman yang telah dikantongi beliau dan relasi yang dimiliki, Bapak Haryanto berhasil membuat pabrik tahu dan mempertahankan eksistensinya hingga hari ini. Untuk lokasi pabriknya, bertempat di halaman belakang rumahnya. Bapak Haryanto berhasil menyulap halaman belakang rumahnya menjadi pabrik tahu. Banyak lika-liku dan naik turun yang dialami oleh Bapak Haryanto untuk mempertahankan pabrik tahu tersebut.
Untuk saat ini, usaha tahu Bapak Haryanto dijalani bersama kedua anak serta istrinya. Beliau menjalankan bisnis ini bersama keluarga karena menurutnya menambah karyawan kurang efektif, berkaca dari pengalaman sebelumnya, banyak dari karyawan yang bertahan tidak lama.
Sedangkan waktu pelatihan mereka cukup lama. Sehingga banyak waktu yang terbuang karena mengurus karyawan. “Ya, sekarang karyawan sendiri dilatih baru bisa 2 sampai 3 bulan, setelah itu mereka keluar di bulan berikutnya. Artinya waktu dihabiskan hanya untuk melatih saja,” ujar Bapak Haryanto.
MELATIH ANAK MENJADI WIRAUSAHAWAN SEJAK DINI
Karena bisnis yang dijalankan berupa bisnis rumahan, Bapak Haryanto melatih serta turut mengenalkan usaha beliau kepada kedua anaknya. Dengan pembagian jobdesk yang sesuai dengan kemampuannya dan dengan ketelatenan yang dimilikinya, Bapak Haryanto berhasil mendidik kedua anaknya menjadi mandiri, telaten, dan berjiwa kewirausahaan sejak dini. Anaknya yang pertama, bertugas sebagai operator yang membantu setengah dari pekerjaan milik Bapak Haryanto.
Sedangkan, anak keduanya, yang masih duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar turut membantu Ayah dan Ibunya ketika bekerja. Atas kemauannya sendiri dan tanpa adanya paksaan dari kedua orang tua, anak bungsu Bapak Haryanto bertugas membantu Ibunya mengambil tahu yang telah dingin dan memasukkannya ke dalam timba.
Bapak Haryanto sendiri hanya memproduksi tahu putih. Dalam sekali produksi tahu, Bapak Haryanto dapat membuat tahu sedikitnya hingga 3 kali proses dalam sehari, dimana dalam sekali proses Bapak Haryanto dapat menghasilkan 4 papan tahu. Proses produksi yang dilakukan sendiri menggunakan proses seperti pembuatan tahu Kediri, dimana proses pematangan kedelai dilakukan dengan penguapan.