Menjadi mahasiswa pertukaran merdeka merupakan sebuah kesempatan emas untuk menjelajahi cakrawala baru, baik dalam hal pendidikan, budaya, maupun personal. Pengalaman ini membuka pintu menuju petualangan yang tak terlupakan, penuh dengan momen-momen berharga dan pembelajaran yang tak ternilai.Â
Semangat untuk menjelajahi dunia baru dan memperluas wawasan menjadi motivasi utama saya mengikuti program pertukaran merdeka. Perjalanan ini bukan tanpa hambatan. Perbedaan budaya, bahasa, dan gaya hidup menjadi tantangan yang harus dihadapi. Namun, tekad dan semangat untuk belajar dan beradaptasi menjadi kunci untuk melewati setiap rintangan.Â
Pada Modul Nusantara ke-11, Kelompok 2 Cakraningrat mendapatkan kesempatan berharga untuk membedah sebuah buku berjudul "MADURA 1". Buku ini bagaikan jendela yang membuka gerbang menuju kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Madura.Melalui bedah buku ini, para peserta diajak untuk menyelami berbagai aspek kehidupan masyarakat Madura, mulai dari sejarah, adat istiadat, bahasa, hingga kesenian. Bedah buku ini menjadi wadah untuk bertukar pikiran, memperluas wawasan, dan memperkuat rasa cinta tanah air.
Topik yang dibahas meliputi masyarakat, budaya, media, dan politik. Orang Madura dikenal dengan etos kerja dan keuletan mereka. Pulau Madura dikelilingi oleh lautan, tetapi sebagian besar penduduknya bukan nelayan. Sebuah lagu populer, Tanduk Majeng, menceritakan tentang kehidupan seorang nelayan. Namun, sebagian besar orang Madura bukan nelayan. Lagu ini populer karena mencerminkan identitas Madura.
Etos Kerja dan Keuletan Orang Madura: Semangat Gigih Mengarungi Kehidupan
Etos kerja dan keuletan merupakan ciri khas yang melekat pada orang Madura. Semangat pantang menyerah dan kegigihan mereka dalam bekerja telah menjadi legenda, tertanam kuat dalam budaya dan tradisi masyarakat Madura. Hal ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan mereka, mulai dari mata pencaharian, tradisi, hingga nilai-nilai yang dipegang teguh.
Mata Pencaharian:
Banyak orang Madura terkenal dengan kegigihan mereka dalam mencari nafkah. Mereka tidak segan untuk merantau ke berbagai daerah, bahkan ke luar negeri, demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Di tanah rantau, mereka dikenal sebagai pekerja keras yang tekun dan ulet. Kegigihan ini tercermin dalam berbagai pekerjaan yang mereka geluti, seperti menjadi pedagang, buruh, atau pengusaha.
Tradisi: