Mulai dianggap normalnya harga kopi yang relatif mahal tentunya akan menjadikan para produsen produk kopi berbondong- bondong meningkat produktivitasnya dalam memproduksi produk kopi yang dimintani oleh konsumen. Peningktan tersebut tentunya akan meningkatkan penawaran akan variasi produk olahan kopi yang beredar dipasar lokal dan minimbulkan persaingan sempurna dalam komoditas tersebut. Pasar yang dibahas kali ini tidak hanya diartikan sebagai pasar dalam bentuk fisik saja, melainkan bisa memiliki artian lebih luas, seperti marketplace atau aktivitas jual beli secara online menggunakan media internet. Pasar persaingan sempurna yang telah terbentuk tentunya konsumen akan memiliki pengetahuan yang sempurna tentang keadaan yang terjad di pasar. Konsumen mampu mengetahui tingkatan harga yang berlaku serta perubahan-perubahan ke atas harga tersebut. Sehingga produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga yang lain lebih tinggi dari harga yang berlaku di pasar. Bebas masuknya produsen-produsen produk homogen, secara tidak langsung akan membuat banyaknya varian produk yang tersebar di pasar. Peningkatan dalam tingkat konsumsi masyarakat dalam komoditas kopi tentunya akan tetap dipengaruhi oleh produk-produk subtitusi kopi seperti teh, coklat dll. Produk subtitusi akan berpengaruh jika memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan produk kopi, hal tersebut tentu akan membuat adanya perubahan minat konsumen dalam memiliki produk kopi atau the yang akan dibeli.
Perspektif ekonomi makro dan mikro memang memiliki perbedaan cakupan dalam segi pembahasanya namun tentunya ada keterkatian satu sama lain. Kondisi ekonomi mikro menjadi salah satu dari banyak faktor yang menentukan kebijakan ekonomi makro. Seperti pembahasan diatas dapat diketahui bahwa perubahan minat dan mindset konsumen menjadikan adanya perubahan permintaan secara nasional dimana berdampak pada daya serap produk kopi nasional yang tentunya menurunkan jumlah ekspor komoditasn terserbut di pasar asing. Penurunan tersebut jelas akan memiliki dampak terhadap pendapatan devisa negara. Ssperti yang kita ketahui devisa memiliki fungsi untuk membiayai impor baranng-barang, Membayar bunga atas obligasi dan dividen atas saham yang telah dijual ke luar negeri, membayar hutang yang diterima dari luar negeri dll. Hal ini lah yang menjadfikan ekonomi mikro dan makro tidak bisa dipisahkan satu sama laian dalam penentuan kebijakan serta solusi yang diambil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H