Mohon tunggu...
PMKRI Semarang
PMKRI Semarang Mohon Tunggu... Lainnya - organisasi mahasiswa

menulis berbagai kegiatan PMKRI Semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pelantikan dan Refleksi Emansipasi Masyarakat Katolik.

22 September 2024   13:39 Diperbarui: 22 September 2024   13:48 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelantikan Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Semarang “Sanctus Gregorius” periode 2024-2025 berlangsung pada Sabtu, 14/9/2024 di Gedung Panti Mandala Paroki Atmodirono. Mandataris RUA LVI/Formatur/Ketua Presidium Andreas Kevin Patolla secara resmi dikukuhkan oleh pastor moderator PMKRI Cabang Semarang Rm. Ambrosius Heri Krismawanto, Pr.

       Ketua Presidium Andreas Kevin Patolla, dalam sambutannya mengajak hadirin berefleksi tentang identitas kekatolikan yakni emansipasi sebagai masyarakat katolik dan arti penting di balik status sebagai kader PMKRI.

“Gereja Katolik tidak henti-hentinya menaruh perhatian pada cita-cita mencapai bonum commune. PMKRI berjalan bersama Gereja untuk mecapai cita-cita itu. Jangan pernah merasa sendirian dalam perjuangan,” ungkap Romo Rudy dalam sambutannya.

Acara pelantikan ini dilanjutkan dengan talkshow dan sharing session dengan tema: “Emansipasi Masyarakat Katolik dalam Dunia Aktivisme, Politik, dan Kerasulan Profesional demi Tercapainya Bonum Commune.” Para pembicara di antaranya Romo F. X. Endra Wijayanta, Pr (UPP Kemasyarakatan dan Advokasi Keuskupan Agung Semarang), F. Tika Mantofany (Anggota DPRD Kota Semarang periode 2024-2029), dan Drs. Andreas Pandiangan, M.Si (dosen pada Fakultas Hukum dan Komunikasi UNIKA Soegijapranata).

Menjawab pertanyaan audiens terkait keresahan bagaimana melahirkan tokoh katolik di zaman ini, Rm. Endra menegaskan bahwa siapa pun dalam peran dan bidang kerasulannya masing-masing harus menjadi tokoh di tengah masyarakat. Senada disampaikan Bapak Andreas Pandiangan, bahwa tokoh katolik tidak pernah diciptakan oleh sebuah sistem atau kederisasi, mereka terlahir sendiri, tetapi kemudian dalam bidang yang digelutinya menyebarkan cita rasa kekatolikan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun