Mohon tunggu...
Pmii Komisariat Unzah
Pmii Komisariat Unzah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Organisasi

Kalau ingin mengenal dunia maka membaca, tapi kalau ingin di kenal dunia maka menulis lah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lahirnya Komisariat PMII Universitas Islam Zainul Hasan Genggong (Unzah) atas Dasar Kegelisahan Intelektual

5 Oktober 2024   22:10 Diperbarui: 5 Oktober 2024   22:20 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PROBOLINGGO - Maulana Solehodin, pendiri PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Universitas Islam Zainul Hasan Genggong (UNZAH), menceritakan kisah awal berdirinya. Ia mengungkapkan motivasi dan sejarah panjang yang melatarbelakangi pembentukan organisasi kemahasiswaan tersebut.

Latar Belakang Sejarah dan Motivasi

Ia mengingat masa-masa awal ketika masih menjadi mahasiswa di UNZAH. "Cikal bakal PMII di sini berawal dari pengalaman saya ketika di Malang. Saat itu, saya tinggal di pondok Gading bersama teman-teman aktivis, berdiskusi di kamar pondok kami sudah membentuk pola pikir dan kesadaran kritis saya sejak kelas 2 Madrasah Aliyah," ujar Maulana Solehuddin yang akrab disapa Maul pada Sabtu (5/10/2024)

Kemudian Maul memutuskan untuk membawa nilai-nilai gerakan tersebut ke UNZAH. Saat ia memasuki semester satu, ia menyadari bahwa kampus tersebut minim aktivitas organisasi mahasiswa. "Di sini waktu itu sama sekali tidak ada aktivitas apapun. Senat hanya mengadakan kegiatan setahun sekali. Maka, saya mulai melakukan diskusi dengan teman-teman ke cabang PMII di Malang dan belajar dari sana," jelasnya.

Tantangan dan Proses Pembentukan PMII

Pada awal berdirinya, PMII Komisariat UNZAH mengalami berbagai tantangan, terutama karena struktur organisasi yang belum terbentuk dengan baik. "Saya mulai memprakarsai kegiatan pertama di sini (kampus UNZAH), mengadakan Mimbar Bebas. Saat itu, saya masih mahasiswa semester satu dan tidak ada kegiatan apa-apa. Akhirnya, PMII Komisariat Zainul Hasan terbentuk dan mulai bergerak, meskipun belum memiliki cabang resmi," katanya.

Selain itu, Maul juga mengenang pertemuan pertama dengan tokoh-tokoh penting di PMII nasional, termasuk Muhaimin Iskandar, yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PKB. "Pada tahun 1997, kami mengadakan kegiatan besar, PKD (Pelatihan Kader Dasar) di UNZAH, yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai kampus, termasuk Cak Imin dan Hasan Kriwul," ungkapnya.

Gerakan dan Aksi Radikal di Kampus

Tidak hanya berkutat pada kegiatan internal, Maul juga mendorong gerakan radikal di kampus. Salah satu contohnya adalah ketika ia meminta dosen Bahasa Indonesia untuk mundur karena metode pengajarannya yang dianggap tidak relevan. "Waktu itu, saya sangat radikal. Saya ingin dosen yang mengajar benar-benar kompeten dan perpus yang lebih baik. Saya bahkan terlibat dalam beberapa aksi protes, termasuk aksi menentang tentara yang masuk pondok pesantren dengan sepatu, yang kami laporkan ke Polres," paparnya.

Pada tahun 1998, ketika terjadi krisis politik di Indonesia, Maul turut serta dalam gerakan reformasi, menerbitkan majalah "Revolusi" dan menggelar aksi golput untuk menolak pemilu 1997. "Kami menerbitkan majalah dan membuat gerakan golput. Majalah itu akhirnya dibredel oleh pihak keamanan, dan kami dikejar-kejar oleh intelijen. Hanya tiga orang yang terlibat dalam penerbitan itu, dan kami rapat di kebun pisang karena tidak ada ruang rapat yang layak," kenangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun