Mohon tunggu...
Pmii Komisariat Unzah
Pmii Komisariat Unzah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Organisasi

Kalau ingin mengenal dunia maka membaca, tapi kalau ingin di kenal dunia maka menulis lah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

PMII Bukan Organisasi Transaksi dalam Pesta Demokrasi

5 Oktober 2024   20:50 Diperbarui: 5 Oktober 2024   22:30 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan dan pengembangan kepemimpinan menjadi salah satu fondasi penting dalam pembentukan karakter generasi muda. Di Indonesia, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) telah lama menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri dan berkontribusi dalam masyarakat. Namun, dalam konteks politik dan demokrasi, muncul anggapan bahwa PMII berfungsi sebagai organisasi transaksi yang hanya berfokus pada keuntungan politik sesaat. Pandangan ini ada karena banyak sekali dari oknum oknum di dalam organisasi PMII, yang ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi melakukan Transaksi. 

Maka tidak bisa di nafikan bahwa PMII hanya menjadi alat tunggangan politik dalam pesta demokrasi. Asumsi dominasi ini, tidak hanya terlahir dari kalangan minoritas tapi juga mayoritas yang akan menghegemoni semua kader kader, bahwa PMII, adalah Organisasi Transaksi bukan organisasi yang fokus terhadap kaderisasi dan Intekektualisasi dan pengembangan diri. 

Maka untuk merekonstruksi kembali cintra diri PMII ini perlu sebenarnya klasifikasi konkrit serta penyadaran diri terhadap kader kader yang melakukan jual beli organisasi hanya untuk kepentingannya sendiri. 

Pertama, penting untuk memahami bahwa PMII berdiri di atas prinsip-prinsip idealisme dan nilai-nilai Islam. Organisasi ini tidak hanya berfokus pada pencapaian politik jangka pendek, tetapi juga pada pembentukan karakter dan moral anggotanya. PMII mengajarkan pentingnya integritas, kejujuran, dan kepedulian sosial, yang merupakan fondasi penting dalam membangun masyarakat demokratis yang sehat. Dalam konteks ini, PMII berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang menanamkan nilai-nilai tersebut ke dalam diri para anggotanya, bukan sekadar sebagai alat untuk mencapai tujuan politik tertentu.

Kedua, PMII memiliki komitmen terhadap advokasi dan partisipasi aktif dalam proses demokrasi. Organisasi ini tidak hanya berperan dalam menyuarakan aspirasi mahasiswa, tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan yang mencerminkan kepedulian terhadap masyarakat. Dengan demikian, PMII berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk dialog dan partisipasi politik yang sehat. Alih-alih menjadi organisasi yang berorientasi pada transaksi politik, PMII justru memfokuskan diri pada pembentukan kesadaran politik yang kritis dan beretika di kalangan anggotanya.

Selanjutnya, karakter PMII sebagai organisasi yang independen juga menunjukkan bahwa ia bukan sekadar alat politik. PMII memiliki sikap kritis terhadap berbagai kebijakan publik dan selalu berusaha mendorong transparansi serta akuntabilitas dalam pemerintahan. Dalam banyak kasus, PMII berani mengambil sikap terhadap ketidakadilan dan penyelewengan yang terjadi di masyarakat, menunjukkan bahwa tujuan mereka lebih dari sekadar kepentingan politik pragmatis.

Akhirnya, dalam menghadapi tantangan demokrasi yang semakin kompleks, PMII berperan sebagai jembatan antara generasi muda dan masyarakat luas. Melalui pelatihan, seminar, dan diskusi, PMII mendorong anggotanya untuk menjadi agen perubahan yang berkontribusi positif bagi bangsa. Dalam hal ini, PMII berfungsi untuk memperkuat partisipasi politik masyarakat, menciptakan kesadaran kolektif, dan mengedukasi tentang pentingnya hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Sampul dan simpul. 

PMII bukanlah organisasi transaksi dalam pesta demokrasi. Sebaliknya, ia adalah wadah yang mendidik dan membentuk generasi muda untuk memiliki kesadaran politik yang tinggi, nilai-nilai moral yang kuat, serta komitmen untuk berkontribusi bagi masyarakat. Dalam era demokrasi yang penuh tantangan ini, peran PMII sangat krusial untuk memastikan bahwa nilai-nilai demokrasi dan keadilan tetap terjaga.

Maka yang seharusnya di lakukan oleh struktur PMII atau kader kader bukan menjual Organisasi untuk kepentingan Pribadi, tapi penanaman penanaman jiwa demokrasi yang sehat damai. Bukan malah menjadi bumerang yang hanya numpang hidup dan nama, namun menjual PMII. 

Penulis: Muh. Andi Fauzan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun