Dentingmu tak lagi harmoni
Berpacu mengikis waktu
Waktu yang tanpa jeda menawarkan luka
Hari -- hari yang terlanjur menyembilu
Menaburkan luka di sudut langkah
Sisakan prahara di dasar jiwa
Tumbangkan langkahku?
Tidak! Sekali -- kali tidak!
Lihat, langkahku kian membaja
Pertahananku menjadi titanium
Dentingmu menyapa di sepotong senja
"Hei..pengemas luka akan segera datang"
Aku tertegun, rinduku pada pengemas luka masih terpahat
Aku beranjak merasakan angin
Benar, Ramadhan si "pengemas luka" tengah bersiap
Menaburkan cahaya penawar luka
Kubuka daun pintu dan jendela hatiku lebar -- lebar
Agar pengemas luka leluasa menabur cahaya
Tuntaskan prahara jiwa..
Dan..mengemas segenap luka
Tapi, akankah kugapai Ramadhan kali ini?
Kutatap nanar pengemas luka di kejauhan
Genggam kuat setitik harap.
Palembang, penghujung Sya'ban 1439 H
                                                                                                                           #Menggenggam harapan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H