Adalah konsep "Gerakan Desa Membangun" atau lebih populer disebut GERDEMA yang diterapkan bupati Malinau untuk mensejahterakan masyarakatnya. Menurutnya gerakan ini dicanangkan setelah melalui perenungan yang panjang dan mendalam.
Sang birokrat tulen ini juga coba menjawab pertanyaan, kenapa kesejahteraan masyarakat tidak meningkat meski elite lokal dan birokrat daerah telah bekerja keras, khususnya di desa Kabupaten Malinau?
Jawabnya karena tidak adanya pelibatan masyarakat dalam pembangunan. Dalam konteks ini pemerintah mestinya memberikan kepercayaan penuh kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan.
Lalu di mana peran pemda? Dalam konsep ini mereka berperan membimbing, mengarahkan, sekaligus memberi dukungan penuh melalui segenap potensi sumber daya yang dimiliki, termasuk dukungan dana.
Nah, poin penting yang ditegaskan penulis buku ini sebelum menjalankan GERDEMA: seluruh pemangku kepentingan di Malinau terlebih dahulu harus memahami dan mengusai konsep serta implementasi dengan baik; para pelaksana wajib memahami berbagai nilai utama sebagai target yang ingin dicapai. Visi menjadi landasan gerak pembangunan Malinau, dijalankan berdasarkan sebuah konsep yang disertai dengan semangat yang ideal dan mendasar.
Fokus GERDEMA adalah desa. Karena itulah dibutuhkan kerja keras dari birokrat untuk mengubah sistem nilai, mindset, dan culture set dirinya sendiri, perilaku masyarakat, dan pemangku kepentingan di daerah. Dengan demikian impian mewujudkan kesejahteraan masyarakat makin mudah dicapai.
Ekonomi kreatif
Yang menarik di sini, penulis mengatakan bahwa Pemkab Malinau juga menjalankan kebijakan ekonomi kreatif (creative economic policy) untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi rakyat yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan.
Untuk diketahui bahwa sepanjang 2011, industri kreatif menyumbang tujuh persen produk domestik bruto (PDB). Kontribusi ini menempatkan sektor ekonomi kreatif pada urutan ketujuh penyumbang PDB terbesar. Penyerapan tenaga kerja juga tidak main-main. Pada 2010, jumlah tenaga kerja kreatif mencapai 8,6 juta orang dari total tenaga kerja nasional 108,2 juta (7,9).
Hebatnya lagi, sumbangan industri kreatif Indonesia terhadap perekonomian nasional lebih tinggi dibanding negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Sumbangan industri kreatif mereka sekitar 5 persen dari PDB. Dari segi varietas, Indonesia juga lebih kaya karena domestic market yang besar.
Kepemimpinan