Mohon tunggu...
David Olin
David Olin Mohon Tunggu... Pustakawan - Pemerhati Bahasa, Memberi Hati Pada Bahasa, Meluaskan Dunia Lewat Bahasa

Setiap kali menatap mentari, bulan selalu mendapat cahaya baru.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kurban dan Korban: Apa Bedanya?

16 Juni 2024   08:00 Diperbarui: 16 Juni 2024   08:08 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapak Gustaaf Kusno, seorang Kompasianer (@gustaafkusno), telah memberikan sebuah artikel menarik pada tahun 2015 mengenai perbedaan kata "kurban" dan "korban". Tulisannya yang berjudul "Mengapa Kata 'Korban" Beda Makna dengan 'Kurban" telah menyajikan perbandingan kedua kata itu dengan bahasa Belanda dan Malaysia.

Pada tulisan ini, saya ingin memberikan sebuah sudut pandang yang berbeda dalam membahas perbedaan dan kaitan antara kedua kata terseburt.

Dalam KBBI web, keduanya dibedakan. Kata "kurban" merujuk pada persembahan kepada Allah dan pujian pada dewa-dewa. Dalam tradisi Katolik, kata "kurban" sangat terasa dalam istilah "kurban Misa", yaitu pengenangan dan penghadiran kembali peristiwa di Kalvari, ketika Tuhan Yesus mempersembahkan diri-Nya kepada Bapa sebagai kurban untuk menyelamatkan umat manusia dari kuasa dosa dan kematian kekal. Meskipun pada akhirnya kurban memiliki dampak sosial, tetapi pada tempat yang pertama, Allah menjadi tujuan utama pemberian kurban tersebut.

Sementara itu, kata "korban" secara sepintas mewakili makna yang serupa, yaitu pemberian untuk menyatakan kebaktian dan kesetiaan. Akan tetapi, kata "korban" tidak ditujukan untuk Allah. Perhatikan contoh yang diberikan dalam KBBI online: "Dia bersedia mengorbankan hartanya untuk perjuangan kemerdekaan bangsanya". Dengan kata lain, "korban" bisa tertuju kepada orang lain maupun tanah air, tetapi tidak bisa disamakan dengan "kurban" yang memang dikhususkan hanya bagi Allah saja. Meskipun kedua kata itu mengandung arti "pemberian", intensi atau tujuan pemberian itu sama sekali berbeda.

Di samping itu, kata "korban" juga mengandung arti bahwa yang bersangkutan mengalami sebuah kehilangan, atau dalam arti tertentu, kerugian sebagai konsekuensi menjadi korban. Seseorang bisa menjadi korban karena kehendak buruk orang lain yang mencelakakannya. Selain itu, ada juga kejadian atau fenomena alam yang membuat orang menjadi korban. Untuk lebih mudah, perhatikan contoh-contoh berikut ini:

  • Briptu RDW menjadi korban setelah dibakar isterinya sendiri yang juga seorang polwan.
  • Korban jiwa akibat erupsi gunung Marapi pada Desember 2023 berjumlah 75 orang. 

Dengan demikian, kata "kurban" dan "korban" serupa tetapi tak sama. Keduanya mengandung ide "melepaskan sesuatu". Namun, "kurban" mengandaikan adanya intensi, kehendak bebas dan kerelaan dari pihak si pemberi kurban. Kurban dalam arti ini menjadi tanda kasih bagi Allah, sesama, maupun demi kelestarian alam sekitar. Sementara itu, kata "korban" tidak ditujukan pertama-tama bagi Allah, tetapi bagi nusa dan bangsa maupun bagi orang lain. Di samping itu, kata "korban" memiliki sisi "negatif" ketika yang bersangkutan kehilangan harta, bahkan nyawa, di luar kehendak bebasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun