Sebagai seorang religius (laki-laki), saya sering ditanya tentang cara pandang terhadap perempuan. Setelah dipikir-pikir, saya memakai tiga kacamata yang berbeda untuk memandang seorang perempuan. Kata "seorang" merujuk pada yang utuh: perempuan sebagai pribadi.Â
Pertama, secara biologis. Ketika melihat seorang perempuan, aspek pertama yang dilihat adalah "tubuh". Jika tidak demikian, saya sedang "sakit mata"atau sedang melihat "hantu" yang tak punya tubuh.Â
Kedua, secara psikologis. Jika pintu komunikasi terbuka, saya cenderung akan mengungkapkan segala hal untuk menarik perhatiannya.
Ketiga, secara rohani. Saya melihatnya sebagai "gambar, rupa, citra Allah" (baca: bermartabat). Bahkan, sampai terbersit dalam doa: "Terpujilah engkau di antara wanita".
Secara jujur, saya mulai memandang dari taraf biologis dan perlahan-lahan menanjak menuju cara pandang rohani. Saya hanya menipu diri ketika mengatakan akan mulai terlebih dahulu dari cara pandang "rohani". Jadilah ini sebuah latihan menggunakan mata secara bijak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H