Mohon tunggu...
David Olin
David Olin Mohon Tunggu... Pustakawan - Pemerhati Bahasa, Memberi Hati Pada Bahasa, Meluaskan Dunia Lewat Bahasa

Setiap kali menatap mentari, bulan selalu mendapat cahaya baru.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Godaan Tak Selamanya Buruk

31 Mei 2022   06:30 Diperbarui: 31 Mei 2022   06:42 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penampilan Priska Baru Segu dalam acara Somasi (17 April 2022) memberi sedikit "pencerahan" tentang jenis-jenis godaan. Umumnya, godaan selalu disamakan dengan "apa-apa yang buruk, jahat". Padahal, godaan tak selamanya buruk.

Tuhan Yesus pernah berpuasa di padang gurun dan dicobai iblis yang menawarkan tiga hal: "roti, keselamatan dan kuasa" (Mat 4:1-11). Secara umum, tiga cobaan atau godaan ini merupakan satu kesatuan: penyangkalan akan kuasa Allah. Saya tertarik dengan pluralitas pemaknaan. Karena itu, saya mencoba memberikan sebuah pandangan untuk menjelaskan "Mengapa Yesus tidak tertarik dengan godaan iblis?"

Bisa dibilang, alasan Yesus tidak menuruti godaan iblis cukup sederhana. "Godaan Bapa" jauh lebih kuat daripada tawaran iblis. Yesus mengutip Kitab Suci sebanyak tiga kali untuk menunjukkan kepada iblis tentang betapa menariknya Godaan itu. "Godaan Bapa" adalah satu kesatuan: "Carilah dahulu Kerajaan Allah, maka yang lain akan menyusul. Bukan sebaliknya!"

Saya membayangkan bagaimana kecewanya iblis ketika menarik diri dari Tuhan Yesus. Seharusnya ia datang dengan tawaran yang lebih wow!  Ternyata betul, setelah iblis pergi, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun