Mohon tunggu...
David Olin
David Olin Mohon Tunggu... Pustakawan - Pemerhati Bahasa, Memberi Hati Pada Bahasa, Meluaskan Dunia Lewat Bahasa

Setiap kali menatap mentari, bulan selalu mendapat cahaya baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Di Balik Pintu Perpustakaan STF Driyarkara

20 Mei 2022   08:00 Diperbarui: 20 Mei 2022   08:19 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki lobi concierge (tempat pengambilan kunci loker), pengunjung disambut sebuah gambar berbingkai bertuliskan,

Perpustakaan: Karena Tidak Semua yang ada di Internet itu Benar

Perpustakaan STF Driyarkara (Lokasi) merupakan perpustakaan internal milik Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Beberapa sumber yang saya butuhkan untuk kuliah tidak ada di internet. Karena itu, mau tidak mau saya harus sering mengunjungi perpus. 

Sejak terdaftar sebagai Mahasiswa STF Driyarkara (2018), saya mengantongi kartu perpustakaan yang diperbarui setiap semester. Menjelang akhir masa studi, tercatat baru 45 buku yang saya pinjam. Kebanyakan buku itu adalah referensi saat membuat tugas kuliah.

Selain jumlah (lebih dari 58.000 judul buku) dan kualitas bukunya yang mengagumkan, keramahan dan suasana kekeluargaan yang diberikan oleh para petugas di sana sungguh terasa. Mengingat skala perpustakaan ini cukup kecil, ikatan yang terbangun antara mahasiswa, alumni dan petugas perpustakaan terjalin dengan erat.

Menariknya, sebagian kontributor (penulis buku) yang dikoleksi perpus dalah para dosen dan alumni STF Driyarkara sendiri. Ada yang masih hidup dan ada yang sudah berpulang. Ada yang menerjemahkan buku, ada yang menulis buku baru. 

Kuliah di STF Driyarkara itu mengasyikkan karena selain baca bukunya, bisa juga diskusi dengan penulisnya. Nama-nama pengarang itu sudah sering didengar publik. Perpustakaan ini tidak hanya menciptkan iklim intelektual tetapi semangat kekeluargaan.

Sebagian besar pengunjung perpustakaan adalah mahasiswa S1 hingga S3 yang bersekolah di sini. Beberapa ruang diskusi merupakan "pemberian" dari Martha Tilaar. 

Konon katanya, Artis Dian Sastro pernah mampir ke sini. Mahasiswa yang mukanya tidak pernah kelihatan tiba-tiba berbondong-bondong masuk perpus untuk sekadar menengok 'Kak Dian'. Mungkin Kak Dian sering-sering mampir biar perpus tetap rame, tidak seperti sekarang.

Protokol kesehatan yang diterapkan selama pandemi menjadikan perpus semakin sepi. Non-anggota civitas STF Driyarkara belum bisa diizinkan berkunjung. 

Kuota pengujung perpus masih sangat terbatas, bahkan untuk anggota civitas STF Driyarkara sendiri. Para calon pengunjung akan diminta untuk bersabar. Sambil menunggu, internet dan toko buku "online" menjadi salah satu "alternatif", khususnya dari sumber-sumber terpercaya. Tulisan para dosen STF Driyarkara termasuk di dalam kategori "terpercaya", dari dulu hingga sekarang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun