Mohon tunggu...
David Olin
David Olin Mohon Tunggu... Pustakawan - Pemerhati Bahasa, Memberi Hati Pada Bahasa, Meluaskan Dunia Lewat Bahasa

Setiap kali menatap mentari, bulan selalu mendapat cahaya baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lem_Spasi_Amplop

23 November 2019   10:10 Diperbarui: 23 November 2019   10:19 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masihkah saya menyebut hidup sebagai religius dengan segala kepenuhannya ini patut ditinggalkan? Realitas mengajarkan saya tentang kerasnya hidup, sambil menyimpan harapan dalam senyuman mereka semua di antara tumpukan lem dan nyanyian hati, yang menyaingi bising.

Jika tidak ada lagi harapan, itu baru namanya kematian.

Matilah bagi kecenderungan iri (banding-bandingkan)

Tetaplah miskin dalam iman, karena itulah jalan ALLAH.

MHC, Pray for Us and Them as well.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun