“ya biar di tahu saja kondisi hotel Go, favorite tempat meeting project kita”
“rupanya kau juga suka survey, tiap kuajak survey kau selalu ogah ogahan” kataku dengan nada tidak suka tidak bisa aku sembunyikan,
Benar aku tidak suka sikapmu yang cenderung pro dia. Dan setiap kali aku menyuruh driver bawahanmu untuk mengambil invoice, entah hanya perasaanku yang berlebihan atau tidak, aku merasa kau selalu menomor dua kan permintaanku sekalipun untuk kepentingan project
Puncaknya adalah atasan menegurku karena aku tidak pernah memberinya informasi pekerjaan kepadanya.
Sebagai manusia biasa jelas mungkin rasa benci dan iri memenuhi hatiku. dan aku tidak bisa menolak perasaan tersebut tumbuh subur di hatiku,
Aku tidak bisa membendungnya ketika kau dengan terbuka menolakku di depan Ruri ketika aku merasa tidak enak badan, dan meminta tolong kau mengantarku pulang karena sedang hujan deras.
“ Aku menunggu Ruri, bisakah kau menunggu Ruri” jawabmu tanpa exresi
Pst!!!! aku benar benar marah besar, tanpa berkata apa apa aku langsung meninggalkanmu,
“ kali ini sikapmu tidak bisa ditolerir” gumamku kesal
&&&
Keesokan harinya kau bersikap biasa saja seolah tidak ada kejadian apa apa, padahal aku sedang marah besar padamu, semua sikapmu dalam satu hari ini rasannya mengejekku. Kemarahanku tidak bisa di bendung ketika kau menunda permintaanku untuk mengambil PO yang sudah di tandatangani di hotel Go,