1 Tahun Pertama
1 tahun berlalu, anak keduamu lahir, aku juga ikut berkunjung, mengucapkan selamat dan ba bla
"siapa akhirnya ama anakmu ?" Tanyaku waktu itu kita duduk di meja dapur sambil menikmati makan siang "kau sudah menentukan nama?"
" Okto sakti"" jawabmu dengan bangga
"ha.... Apa karena dia lahir bulan oktober dan lahir selamat karena 8 bulan ?
"iya, perjuangan kami ingin punya anak lagi" jawabmu dengan penuh rasa syukur
Aku cuma tersenyum membenarkan, rasa simpatiku muncul padamu, karena kau memang laki laki yang siaga.
Sikapku dalam bekerja yang tegas cenderung arogan membuat hubungan kita jadi agak sensitif, kau selalu mencibirku
“Apa kau tidak bisa menunggu driver minum sebentar, atau bernfas sejenak sebelum berangkat lagi ! “ teriakmu ketika aku meminta pak Kidi untuk pergi lagi mengambil invoice di suplier ketika dia baru datang dari mengantar salah satu advisor berkunjung ke salah satu komunitas dampingan
“ Kau tidak tahu ya kalau aku dikejar deadline, kau seharusnya paham sebagai kepala transportasi kau bisa mengatur jadwal siapa saja yang urgent menggunakan mobil!” teriakku membela diri
Kau hanya mencibir “biarkan pak Kidi istirahat invoice bisa menunggu besok” jawabmu kalem sambil berlalu di hadapanku, membuatku kesal