Mohon tunggu...
Di
Di Mohon Tunggu... -

Menyukai kejadian bumi dan luar angkasa,menyukai teknologi, save earth

Selanjutnya

Tutup

Nature

DUNIA TANPA EMISI

4 Desember 2011   01:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:52 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika diurutkan ternyata Indonesia menempati urutan ke empat dunia penyumbang emisi. Ketika membaca artikel itu dalam benak saya langsung muncul kata ……mengerikan, .....trus berfikir kasihan anak cucuku nanti.

Saya jadi teringat ibuku, aku juga tidak tahu kenapa tiba tiba aku teringat ibuku, entah sejak kapan beliaunya selalu memisahkan sampah non organik dan organik. Sampah organik seperti sayuran, kulit buah, oleh ibuku selalu dibuang di pot tanaman hiasnya, pohon mangga, dan belimbing. Selain memisahkan sampah ibuku juga selalu menampung air cucian beras kemudian disiramkan di tanaman tanamannya yang membutuhkan nutrisi, seringnya disiramkan pada anggreknya. Dan hasilnya banyak teman ibuku yang bilang kalau tanamannya terlihat sehat dan gemuk.

Dalam memilih detergen ibuku selalu memilih detergen yang menghasilkan limbah cucian tidak merusak air tanah. Maka dari itu ibuku sangat loyal pada merek tertentu. Dan beliaunya juga tidak membuang bungkus bekas detergen tersebut, katanya nanti akan aku jahit menjadi tas dan aku bagi bagikan ke tetangga. Padahal waktu ibuku sudah habis untuk merajut, kapan menjahitnya, pikirku

Kepadaku ibuku selalu cerewet dan mengatakan berulang ulang, tentang tiga hal diatas membuatku terus teringat dan akhirnya menjadi kebiasaanku memisahkan sampah organik dan sampah non organik, menampung air cucian beras dan memilih detergen yang ramah lingkungan

Membayangkan masa depan aku jadi teringat negeri Samudra dalam novel trilogy Seven of Wind yang aku tulis. Ketika menuliskan negeri Samudra aku tidak melupakan kerusakan alam yang sudah terlanjur terjadi, tapi aku menambahkan bagaimana pemerintah Samudra mempertahankan ekosistem dengan memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan. Hmmmm…negeri hayalanku yang indah…..

Dan akhirnya aku jadi ingin menuliskan semboyan save earth yang sudah di tulis berulang ulang di banyak media masa, blog dan jejaring sosial, semboyan itu adalah:

Jika sungai terakhir telah tercemar, jika ikan terakhir tertangkap, jika pohon terakhir telah ditebang maka manusia baru sadar bahwa mereka tidak bisa memakan uang

Yuuuuk menyelamatkan bumi dimulai dari keluarga…….

salam go green

Pipit Di

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun