Mohon tunggu...
Plalangan
Plalangan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa kknk

Mahasiswa kknk

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Kolaboratif 179: Cegah Stunting, Mahasiswa Kreasikan Lele Menjadi Dimsum untuk Pemenuhan Gizi Anak

24 Agustus 2022   08:18 Diperbarui: 24 Agustus 2022   08:23 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahan pembuatan dimsum lele (Dokpri)

JEMBER -- Sabtu (20/08) kelompok KKN Kolaboratif 179 yang terdiri dari (Mukhammad Ibadhus Sholikhin, Gita Rahmawati, Sri Widayanti, Amelia Salsabella, Nadiyatul Millah, Novi Purwaningtyas, Dwi Noviyanti, Fitria Cahyanti, Bayu Adi Wiyoso, dan Abied Aulan Faqih) mengadakan sosialisasi dan pelatihan tentang pemanfaatan ikan lele menjadi dimsum dalam pemenuhan gizi pada anak sebagai upaya pencegahan stunting.

Sosialisasi dan pelatihan yang digelar di Balai Desa Plalangan, dihadiri oleh Mahmud Ady Yuwanto S.Kep., Ns., M.M., M.Kep. sebagai DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) sekaligus merangkap menjadi pemateri stunting, beberapa wakil Perangkat Desa, dan sejumlah 22 tamu undangan, yakni para orang tua yang memiliki anak stunting dari perwakilan dua Dusun yang ada di Desa Plalangan. Yakni Dusun Krajan dan Dusun Curahlembu. Pemilihan dusun didasari dari data Polindes (Pondok Bersalin Desa) yang menunjukkan kedua dusun memiliki data anak stunting paling banyak.

"Harapan kami setelah diadakannya sosialisasi dan pelatihan ini, supaya para orang tua kedepannya dapat memiliki wawasan yang lebih baik mengenai stunting serta mendapat alternatif pemenuhan gizi anak lewat olahan ikan lele." Tukas wakil perangkat desa, Karto (45) dalam sambutannya.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir atau 1000 hari pertama. Stunting baru akan tampak setelah anak berusia dua tahun.

Stunting disebabkan oleh banyak faktor, bisa karena praktik pengasuhan anak yang tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan dan pembelajaran dini yang berkualitas, kurangnya akses ke makanan bergizi, juga bisa disebabkan kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Maka penanganannya juga perlu dilakukan dari banyak sektor.

"Bukan semata-mata stuntingnya yang menjadi masalah, yang lebih penting adalah fakta bahwa proses terjadinya stunting bersamaan dengan proses terjadinya hambatan pertumbuhan dan perkembangan semua organ lainnya. Misalnya, otak, jantung, ginjal, dan pankreas." Jelas pemateri, Mahmud Ady Yuwanto.

Pemateri, Mahmud Ady Yuwanto (Dokpri)
Pemateri, Mahmud Ady Yuwanto (Dokpri)

Konsep penanggulangan stunting sendiri terdiri dari pencegahan dan penangangan stunting. Pencegahan stunting adalah penyelamatan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Sedangkan penanganan stunting merupakan stimulasi pengasuhan dan pendidikan berkelanjutan. Penyelamatan 1000 HPK penting karena perubahan anak pada periode 1000 HPK bersifat permanen. Sehingga untuk mencapai pertumbuhan yang baik dan optimal bagi anak dibutuhkan seluruh zat gizi makro dan mikro yang seimbang.

Sejalan dengan potensi Desa Plalangan sebagai desa wisata ikan hias dan konsumsi, pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memberdayakan ikan lele sebagai pemenuhan gizi pada anak. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, dalam 100 gram ikan lele mengandung protein (18 gr), lemak (2,9 gr), Natrium (50 mg), Vit. B12 (121% dari Nilai Harian), Selenium (26% dari Nilai Harian), Fosfor (24% dari Nilai Harian), dan Tiamin (15% dari Nilai Harian).

"Jadi jangan gengsi makan ikan lele, walaupun harganya terjangkau nilai gizinya tidak kalah dengan ikan tuna," tambah pemateri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun