Mohon tunggu...
Pren Lahang
Pren Lahang Mohon Tunggu... Administrasi - P.Lahang

aku adalah aku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Disiplin Gereja dan Penerapannya

20 Mei 2019   16:24 Diperbarui: 2 Juli 2021   00:59 2151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Disiplin Gereja dan Penerapannya (chalcedon.org)

Penataan diri yang sesuai dengan hakikat diri menjadikan proses pembangunan jemaat dapat berjalan dengan baik tentunya harus sesuai dengan Alkitab. Dengan adanya disiplin gereja jangan sampai menjadi batu sandungan bagi pembangunan jemaat.

  1. Kesimpulan 

Penerapan Disiplin dalam gereja sangatlah penting bagi kelangsungan hidup gereja, tanpa adanya penerapan disiplin dalam gereja serta menerapkan peraturan -- peraturan yang telah disepakati maka gereja tidak akan bisa menjalankan hidup gereja itu sendiri. Sebuah disiplin dan peraturan hidup gereja pada dasarnya bertujuan untuk mengikat hubungan jemaat dengan gereja agar tidak terjadi kekacauan, dan ketidak teraturan dalam gereja

Tidaklah mudah bagi seorang pemimpin Gereja menerapkan disiplin dalam gereja yang dia pimpin, pasti banyak hal yang menjadi pertimbangan dalam menerapkan disiplin tersebut. 

Ketika diperhadapkan kepada jemaat yang melakukan dosa atau pelanggaran "tidak kelihatan," mungkin bisa menghindar atau melupakannya seakan -- akan tidak ada pelanggaran dan seorang pemimpin dapat menyelesaikan pelanggaran itu dengan cara berbicara secara pribadi atau empat mata dengan si pelanggar (konseling) untuk meminta dia bertobat dan tidak mengulangi kesalahan nya lagi. 

Tetapi ketika ada jemaat yang melakukan pelanggaran " kelihatan" seperti percurian atau korupsi, perzinahan, pertikaian, penipuan, maka kita akan terasa berat, di sisi lain, ada desakan untuk menindak dan mendisiplikan orang yang melanggar, tetapi hal ini menjadi masalah tersendiri bagi seorang pemimpin gereja jika yang melakukan kesalahan adalah orang-orang yang memiliki kekuasaan dan pengaruh besar di dalam gereja.

Bagaimana sikap kita sebagai seorang pemimpin ketika diperhadapkan dengan dilema seperti ini?

Seharusnya sebagai seorang pemimpin kita sudah diberikan mandat oleh Kristus untuk melaksanakan disiplin gereja dengan baik. Dengan tujuan hukuman harus dilihat sebagai alat untuk memulihkan hubungan mereka dengan Allah. Seorang pemimpin gereja juga harus memiliki hati yang berbelas kasihan jadi dalam menerapkan disiplin ini harus berdasarkan kasih. 

Dan seorang pemimpin dalam gereja harus menjadi contoh dalam menerapkan disiplin harus juga menjadi contoh dalam tingkah laku dan perkataan untuk semua anggota jemaatnya. Itulah sebabnya seorang pemimpin wajib melakukan "disiplin pribadi".

Yaitu dengan belajar mengendalikan diri dan hidup terus mau dibentuk oleh Kristus menyerupai karakter-Nya seperti yang diajarkan oleh Rasul Paulus kepada Timotius yaitu: "awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau" (1Tim. 4:16).

  1. Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun