Mohon tunggu...
PKPA Indonesia
PKPA Indonesia Mohon Tunggu... -

PKPA Indonesia adalah lembaga independen yang konsern terhadap perlindungan anak.\r\n\r\nsite: www.pkpaindonesia.org

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Keluarga Inspirator Pencegahan Kekerasan Seksual terhadap Anak

10 Juni 2016   11:49 Diperbarui: 10 Juni 2016   12:41 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

b. Menjadi orangtua yang dipercaya anak

Apakah kita telah menjadi orangtua yang selalu menyediakan waktu untuk mendengar cerita harian anak-anak kita?, komunikasi antara anak dan orangtua tua sering menjadi masalah utama tidak harmonisnya hubungan keluarga. Anak-anak lebih senang dan lebih terasa nyaman meneritakan kepada teman sebaya masalah-masalah pribadi dan hal-hal yang dihadapinya tentang sekolah, hubungan dengan teman, sampai masalah yang serius mungkin tentang kekerasan seksual yang dialaminya, atau memilih untuk diam. Semakin banyak anak-anak yang merasa takut dan tidak percaya untuk menceritakan kehidupan pribadinya dan masalahnya kepada orangtua. Tentu ini bukan semata-mata kesalahan dari anak, tapi juga dari orangtua yang tidak bisa menumbuhkan rasa percaya dan cinta dari anak. Setidaknya ada beberapa cara bagi orangtua untuk membantu menumbuhkan rasa percaya anak; a) Orang tua juga diimbau untuk tidak menakut-nakuti anak mereka dengan sesuatu yang tidak layak merak takuti, karena anak-anak akan jadi pengecut dan pembohong. b) luangkan waktu untuk mendengarkan pengalaman harian anak dan bangun interaksi seperti teman sehingga anak merasa nyaman untuk bercerita, dan yakinkan anak bahwa sebagai orangtua anda akan menjadi orang pertama yang akan slalu ada dan siap untuk mendengar setiap masalah yang dihadapi anak. c) berikan dukungan untuk percaya diri, dan membantu anak (lebih) memahami dunianya, situasi-situasi dan pengalaman hidupnya.

c. Keluarga melek IT

  • Informasi Teknologi yang terus berkembang dan merambah hingga pedesaan memang tidak mungkin untuk dihindari. Saatnya era digital, maka siapapun harus siap berhadapan dengan era digital ini. Sahabat Nabi Muhammad S.A.W berpesan; “Didiklah anak-anakmu agar siap menghadapi zamannya, karena mereka kelak akan hidup di zaman yang berbeda denganmu” –Ali Bin Abi Thalib Radhiallahuanhu–.
  • Anak-anak kita hari ini adalah generasi digital. Mereka tumbuh bersama perangkat teknologi digital atau gadget dalam genggaman. Keseharian mereka lekat dengan internet serta teknologi informasi lainnya. Mereka aktif berkomunikasi dan berinteraksi melalui media sosial dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sana. Plus dan minus (positif dan negatif) dari sebuah perubahan tentu ada, peran orangtua penting untuk membantu anak memanfaatkan sisi positif kemajuan teknologi dan mencegah dampak negatifnya. Membiarkan anak-anak berhadapan sendiri dengan alat teknologi informasi maka sama halnya dengan membiarkan anak berada dalam resiko besar. Kasus penculikan anak, perdagangan anak, prostitusi anak, game online, dan akses konten-konten porno telah berkembang pesat di media online dan menjadikan anak-anak sebagai korbannya. Setiap orangtua bertanggungjawab untuk mengedukasi anak-anak menggunakan internet secara aman, mengawasi, dan juga melindungi. Yayasan PKPA telah mengembangkan konsep perlindungan anak online, mari kita belajar bersama untuk melindungi anak-anak dari kejahatan online.

d. Keluarga peduli anak

Anak tidak hanya dimaknai sebagai anak biologis semata, tetapi kita harus menyadari bahwa disekitar kita juga ada banyak anak-anak, mereka anak saudara, anak tetangga, anak-anak yang tanpa pendamping, dan anak-anak generasi dunia. Anak-anak ini memiliki hak perlindungan dari kita semua, maka kita tidak bisa mengabaikan ketika anak-anak disekitar kita ada dalam situasi yang beresiko dan terancam keselamatan atau kelangsungan hidup mereka. Kepedulian setiap individu dewasa sangat dibutuhkan agar anak-anak merasa aman dan terlindungi dimanapun mereka berada. Dalam banyak kasus, orangtua tidak mengetahui persis apa yang dilakukan dan apa yang terjadi dengan anak-anak mereka saat orangtua tidak bersama anak. Dalam situasi tersebut maka setiap individu dewasa adalah orangtua mereka yang akan menjadi pelindung dari kemungkinan adanya ancaman kejahatan seksual. Laporkan Setiap peristiwa kejahatan yang mengancam atau dialami oleh anak-anak ke kantor polisi terdekat, atau minta bantuan lembaga layanan lembaga perlindungan anak.

Sepenggal tulisan ini semoga bermanfaat bagi keluarga yang sedang dalam keresahan karena semakin maraknya kejaahatan seksual anak, dan semoga tulisan ini berkonstribusi pada usaha penghapusan kekerasan seksual di Indonesia. 

presentation1-575a468c959773b8065fa438.jpg
presentation1-575a468c959773b8065fa438.jpg
Dari rumah: kita selamatkan anak, kita selamatkan generasi Indonesia (Misran Lubis, Direktur Ekesekutif PKPA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun