Sebagian besar gangguan penglihatan diakibatkan oleh katarak dan juga ada gangguan penglihatan dari lahir atau karena kecelakaan. Sehingga menyebabkan orang tersebut mengalami kebutaan. Gangguan penglihatan bisa juga disebut dengan tunanetra. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata "tuna" yang artinya rusak atau cacat dan kata "netra" yang artinya alat penglihatan. Jadi tunanetra ini artinya rusak penglihatan.
Gangguan penglihatan masih menjadi permasalahan utama di Indonesia. Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan berdasarkan World Report on Vision tahun 2019 diperkirakan secara global terdapat kurang lebih 2,2 milyar penduduk yang mengalami gangguan penglihatan dan kebutaan. Padahal, kondisi gangguan penglihatan dan kebutaan yang dialami 1 milyar penduduk tersebut sebenarnya dapat dicegah.
Dari urgensi tersebut, Tim Program Kreativitas Mahasiswa - Karsa Cipta (PKM-KC) Universitas Singaperbangsa Karawang menciptakan prototype " Tongkat TETRA Berbasis Computer Vision Sebagai Upaya Identifikasi Objek dan Rekomendasi Penunjuk Jalan Untuk Penyandang Disfungsi Penglihatan". Â
Tim PKM Mahasiswa UNSIKA tersebut yaitu Muhamad Rafi Zaki Amani ( Teknik Elektro 2020), Ramadhan Sukmawardani ( Teknik Elektro 2020), Agus Sutiyana ( Teknik Elektro 2020), Dika Satria ( Teknik Elektro 2021), Luthfan Akmal Faturrahman ( Teknik Elektro 2021) serta dosen pendamping Rahmat Hidayat,A.Md.T.,S.Pd. M.Pd., M.T.Â
Tongkat TETRA menggunakan teknologi Artificial Intellgence memanfaatkan metode Computer vision dengan rekomendasi petunjuk jalan untuk penyandang disfungsi penglihatan. Cara kerja tongkat TETRA adalah tongkat dapat melihat dan mengidentifikasi objek lingkungan sekitar seperti rambu peringatan, manusia dan . sehingga dapat membedakan mana objek yang ada didepannya, kemudian TETRA akan memproses gambar identifikasi tersebut menjadi sebuah suara dan getaran untuk memberikan rute atau jalan yang terbaik bagi pengguna sehingga dapat berjalan dengan aman. Fitur lain dari TONGKAT TETRA adalah dilengkapi dengan GPS yang dapat mengetahui keberadaan tongkat tersebut.Â
Dengan mengunakan teknologi computer vision TONGKAT TETRA menggunakan 10 clasess diantaranya : Jalan Berlubang sejumlah 500 gambar, Lampu Hijau Pejalan kaki sejumlah 600 gambar, Lampu merah pejalan kaki sejumlah 634 gambar, pembatas trotoar sejumlah 539 gambar, rambu pejalan kaki sejumlah 596 gambar, rambu bukan Untuk Pejalan kaki sejumlah 559 gambar, zebra cross sejumlah 499 gambar, guidingblock berhenti 572 gambar, guiding block maju sejumlah 515 gambar, manusia sejumlah 547 gambar, dengan total keseluruhan 5.561 gambar.
Inovasi TONGKAT TETRA mendapatkan respon yang sangat positif dari berbagai kalangan, salah satunya Sekolah Luar biasa Negeri 1 Karawang. Â Kepala bidang kemahasiswaan SLBN 1 Karawang mengatakan " inovasi tongkat ini sangat berdampak positif, dengan adanya inovasi tersebut dapat membantu penyandang disfungsi penglihatan untuk berpergian secara mandiri tanpa harus dilakukannya pendampingan".
TIM PKM-KC TONGKAT TETRA berharap inovasi produk ini dapat membawa dampak yang positif dan mampu memberikan kontribusi nyata untuk masyarakat khsususnya penyandang disfungsi penglihatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H