PkM Kelompok 1 Universitas Djuanda Bogor Kelompok 1 Universitas Djuanda dengan Dosen Pendamping Lapangan Ibu Chandra Ayu Pramestidewi, S.Pt., MM melakukan kunjungan ke salah satu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Budidaya Ikan Arwana di Desa Bojong Genteng Kecamatan Bojong Genteng Kabupaten Sukabumi.
Selasa, (23 Juli 2024) MahasiswaDalam kunjungan ini, Pak Supri, selaku perintis dan pemilik usaha budidaya ikan arwana, dengan antusias menceritakan perjalanan hidupnya yang menginspirasi, mulai dari awal mula merintis usaha hingga mencapai kesuksesan seperti sekarang. Beliau memulai kisahnya dengan menjelaskan bagaimana ia menyelesaikan pendidikan di kota Yogyakarta sebagai lulusan baru, memutuskan untuk merantau ke Jakarta dan bekerja sebagai karyawan. Setelah beberapa tahun bekerja di ibu kota, Pak Supri memutuskan untuk berpindah ke Desa Bojonggenteng dengan tekad untuk memulai usaha budidaya ikan arwana.Â
Meskipun tidak memiliki latar belakang dalam bidang perikanan, Pak Supri memulai usahanya dengan modal yang terbilang minim, hanya berdasarkan rasa iseng dan semangat belajar. Dia mengandalkan sumber informasi dari menonton video-video di YouTube dan memanfaatkan kolam yang masih berukuran kecil sebagai fasilitas awal untuk budidaya ikan arwana. Berkat ketekunan dan pembelajaran yang terus menerus, usaha budidaya ikan arwana yang dirintisnya kini telah berkembang pesat dan menjadi sukses. Pak Supri berbagi bagaimana setiap langkah perjalanan bisnisnya, dari belajar secara otodidak hingga menghadapi berbagai tantangan yang telah membentuk perjalanan usahanya hingga mencapai pencapaian yang membanggakan saat ini. Â
Budidaya ikan arwana yang dikelola oleh Pak Supri dilakukan di area seluas sekitar 100 x 50 meter persegi, yang dilengkapi dengan 10 kolam untuk menampung ikan. Setiap kolam di fasilitas budidaya ini dirancang untuk menampung antara 30 hingga 70 ekor ikan arwana, tergantung pada ukuran kolam dan tahap pertumbuhan ikan. Harga ikan arwana yang dijual di tempat ini bervariasi, mulai dari 100 ribu rupiah hingga 15 juta rupiah per ekor, tergantung pada jenis dan usia ikan tersebut. Variasi harga ini mencerminkan perbedaan kualitas dan kelangkaan jenis ikan arwana yang dibudidayakan.Â
Dalam hal pemasaran, Pak Supri telah berhasil memperluas jangkauan pasar ikan arwana hingga ke beberapa daerah di dalam negeri, dan bahkan ke luar negeri. Salah satu pasar internasional yang dilayani adalah China. Untuk mengatasi tantangan dalam ekspor, Pak Supri memanfaatkan jaringan yang dimilikinya dengan menitipkan ikan arwana yang akan diekspor kepada teman-temannya yang berada di Jakarta. Dari Jakarta, ikan-ikan tersebut kemudian dikirim ke China, memastikan bahwa produk budidaya Pak Supri dapat mencapai pasar internasional dan memenuhi permintaan global.Pak supri memberikan motivasi kepada para mahasiswa agar mau mencoba dan keluar dari zona nyamannya, karena dizaman yang sudah modern dan maju ini ilmu tentang budidaya ikan arwana ini dapat dengan mudah dicari diberbagai media internet, lagipula budidaya ikan arwana ini tidak selalu memerlukan modal yang besar untuk menjalankannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H